Bea Cukai Dan Penjaga Gawang
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah sebagai "Community Protector". Yaitu melindungi masyarakat Indonesia dari masuknya barang-barang berbahaya yang berasal dari luar negeri. Fungsi yang sama juga dimiliki oleh penjaga gawang dalam olahraga Sepak Bola. Penjaga gawang berfungsi menghalau dan melindungi gawangnya dari serangan tim lawan.
Sejak era Hindia-Belanda, Sepak Bola dan Bea Cukai adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Terbukti saat itu para pegawai Douane (sebutan untuk Bea Cukai tempo dulu) sering menginisiasi jalannya kompetisi dan ikut berkompetisi di berbagai kota di Indonesia.
Baca Juga: Bea Cukai Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal Senilai 52,1 Miliar Rupiah
Salah satu tokoh Douane yang terkenal akan kegilaannya dan kecintaannya dengan Sepak Bola adalah Radjamin Nasution. Sebagai wujud dari perhatian kepada perkembangan dunia Sepak Bola Indonesia, hingga saat ini Bea Cukai memiliki klub Sepak Bola amatir bernama Bina Taruna. Yang dahulu merupakan anggota klub internal Persijatim Jakarta Timur.
Bea Cukai pernah memiliki pegawai yang juga penjaga gawang kaliber nasional dan regional Asia Tenggara. Mereka adalah Ponirin Meka dan I Gusti Putu Yasa. Kedua pemain ini secara membanggakan mampu berprestasi di level klub dan timnas. Berikut profil keduanya :
Ponirin Meka
Berasal dari Deli Serdang, Sumatera Utara. Sesuai dengan tempat asalnya, Ponirin memperkuat tim Perserikatan PSMS Medan. Prestasinya di level klub adalah membawa Tim Ayam Kinantan menjadi jawara Kompetisi Perserikatan Divisi Utama 1983/84 dan 1985.
Sedang di level timnas, mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games Jakarta 1987. Dirinya juga sempat memperkuat Bina Taruna. Ponirin Meka memasuki masa pensiun di tahun 2010 silam.
Baca Juga: Bea Cukai Bahas Pengawasan Impor Obat dan Makanan dengan BPOM dan Asperindo
I Gusti Putu Yasa
Sesuai dengan namanya, I Gusti Putu Yasa berasal dari Denpasar, Bali. Pada umur 21 tahun, pria kelahiran 1 Januari 1960 ini diterima bekerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan ditempatkan di Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tanjung Perak.
Selama di Kota Pahlawan, karir olahraganya semakin menanjak. Sempat memperkuat PS Sasana Bhakti, klub internal Persebaya Surabaya di tahun 1983. Setahun kemudian Putu terpilih masuk kedalam skuat Tim Bajul Ijo.
I Gusti Putu Yasa berperan besar bagi gelar Juara Divisi Utama Perserikatan Persebaya musim 1987/1988. Karena lebih mementingkan karir sebagai PNS, Putu Yasa mengundurkan diri dari Persebaya di tahun 1990.
Baca Juga: Operasi Jaring Sriwijaya dan Wallacea 2024 Selamatkan Ratusan MiliarPotensi Kerugian Negara
Setali tiga uang dengan Ponirin Meka, pria berkumis tebal ini juga turut mempersembahkan medali emas cabang olahraga Sepak Bola SEA Games Jakarta 1987.
Putu Yasa sempat memperkuat Bina Taruna di ajang Merlion Cup 1986. Memasuki awal tahun 2018, I Gusti Putu Yasa resmi memasuki masa purna bakti sebagai pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Di level timnas, Ponirin Meka diplot sebagai penjaga gawang utama. Namun I Gusti Putu Yasa sebagai cadangannya tak kalah garang dan sigap menjaga gawang Tim Garuda. (dpp)
Editor : Ahmadi