Kasus Mengerikan "The Hello Kitty Murder"
Disiksa selama berhari-hari, dimutilasi, lalu potongan jasadnya dimasukkan ke dalam boneka Hello Kitty. Kasus paling brutal dan bikin merinding.
Kasus ini bermula ketika Fan Man-yee, seorang wanita berusia 23 tahun yang bekerja sebagai seorang hostess di sebuah klub malam di Hongkong, bertemu dengan Chan Man-lok, seorang gangster dan bandar narkoba berusia 34 tahun. Man-yee sudah menikah dan memiliki satu orang anak.
Baca Juga: Prahara Rumahtangga Berujung Maut di Desa Wage
Man-yee dan anaknya
Tak lama, Man-yee bergabung ke geng Man-lok. Namun pada tahun 1999, Man-yee sangat membutuhkan uang dan obat-obatan (Man-yee kecanduan narkoba), dia mencuri dompet milik Man-lok. Tanpa menyadari itu adalah awal mula tragedi na'as yang akan menimpa dirinya.
Pada 17 Maret 1999, Man-lok meminta dua kaki tangannya, Leung Shing-co dan Leung Wai-lun, untuk menculik Man-yee setelah dia menyadari jika dompetnya hilang. Man-lok bermaksud memeras dan menjual Man-yee sebagai pelacur. Namun, tak lama kemudian rencana itu berubah.
Man-lok
Sebenarnya Man-yee sudah mengembalikan uang yang dicurinya. Ketika pencuriannya diketahui oleh Man-lok dan dia menuntut Man-yee untuk membayarnya, Man-yee pun menurutinya. Man-yee mengganti uang Man-lok sebesar $4.000, bersama dengan bunga tambahan sebesar $10.000.
Namun, Man-lok tidak puas. Dia mengatakan kepada Man-yee bahwa dia harus membayar bunga tambahan sebesar $ 16.000.
Man-yee mengatakan tidak sanggup membayar lagi, bunga itu bahkan 4 kali lebih besar dari uang yang dia ambil. Man-lok pun memutuskan untuk memulai rencana barunya. Man-lok dan kaki tangannya pun membawa Man-yee ke apartemen miliknya di Granville Road, Hongkong.
Apartemen itu dipenuhi dengan banyak ornamen Hello Kitty, termasuk sprey, gorden, peralatan dapur, dan boneka Hello Kitty berbentuk duyung. Man-lok beserta kaki tangannya memulai rencana baru dengan mulai menyiksa Man-yee selama 1 bulan penuh. Selama lebih dari sebulan itu lah Man-yee mengalami berbagai kengerian.
Mereka membakar kulitnya, memperkosanya, dan memaksanya memakan kotoran manusia. Semua penyiksaan itu juga disaksikan oleh Pacar Man-look, Ah-fong, yang masih berusia 13 tahun pada saat itu.
Baca Juga: Wanita Tanpa Kepala Di Muara Baru
Suatu ketika, Ah-fong bersaksi melihat pacarnya menendang kepala Man-yee sebanyak 50 kali, dan kemudian dia pun ikut bergabung.
Pada tanggal 15 April 1999, Man-yee pun akhirnya meninggal karena 'traumatic shock'. Setelah mengetahui jika Man-yee sudah tidak bernyawa, mereka pun memindahkan tubuhnya ke bathtub dan memotong-motongnya menggunakan gergaji.
Mereka juga menjahit kepala Man-yee yang sudah direbus ke dalam boneka Hello Kitty yang besar. Selain itu, mereka menyimpan gigi Man-yee dan beberapa organ dalamnya di sebuah kantong plastik, yang kemudian ditemukan di atas kanopi sebuah toko yang terletak di bawah apartemen.
Kepala korban di dalam boneka Hello Kitty yang besar.
Pada bulan Mei 1999, Ah-fong melapor kepada Polisi jika beberapa minggu terakhir selalu dihantui oleh seorang wanita yang telah disiksa sampai mati. Tentu saja Polisi tidak menggubris laporan itu. Mereka menganggap itu hanya sebagai mimpi buruk atau omong kosong seorang remaja.
Pihak Kepolisian pun segera mencari bukti ucapan Ah-fong di apartemen yang dimaksud. Apartemen itu telah ditinggalkan para pelaku. Dan benar saja, disana menemukan boneka Hello Kitty yang besar dengan tengkorak wanita yang sudah terpenggal di dalamnya.
Baca Juga: Misteri Penemuan Jasad di Kecamatan Kota Sekayu Terungkap
Boneka Hello Kitty yang besar dengan tengkorak wanita
Dengan laporan Ah-Fong tentang kejahatan dan bukti fisik yang ditemukan di apartemen, Polisi menangkap Chan Man-lok dan dua kaki tangannya, Shing-cho dan Wai-Lun.
Mereka pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan kemungkinan pembebasan bersyarat setelah 20 tahun.
Lokasi di apartemen terjadi pembunuhan
Setelah kejadian itu, apartemen Granville Road menjadi kosong dan penghuni lain pun memutuskan untuk pindah karena mereka bersaksi sering dihantui oleh hantu Man-yee. Pada tahun 2012, apartemen itu pun akhirnya dihancurkan. (*)
Editor : Syaiful Anwar