25 Tahun Perjuangan Okta Membangun Bisnis, Gagal, dan Pernah Hutang untuk Bayar Gaji

Okta Wirawan. Nama yang tidak beken di kalangan pengusaha food & beverage atau bisnis kuliner. Tapi jika menyebut Almaz Friedchicken, masyarakat banyak yang familiar.
Meski Okta Wirawan tidak banyak dikenal di masyarakat, namun yang patut diacungi jempol ialah usaha Almaz Friedchicken yang dirintisnya bisa menjadi bagian dari sebagian orang untuk mendapat jalan rejeki. Dan bagi konsumen, mereka mendapat pengalaman menarik dari sajian menu yang ditawarkannya Almaz Friedchicken.
Baca Juga: Pelajaran dari Runtuhnya Kedai Abuya
Bagi Okta Wirawan, membangun bisnis Almaz Friedchicken penuh dengan tantangan. Perjalanannya selama 25 tahun penuh dengan lika-liku di dunia bisnis, bahkan pernah mencari hutang untuk membayar gaji karyawannya.
Sebelum sukses Almaz Friedchicken, 25 tahun lalu, Okta Wirawan memulai mimpi dari menawarkan jasa fotocopy, kaos dan jaket seragam di kampus. Lalu memulai bisnis laundry dengan mesin cuci sederhana. Dari membikin laundry kecil, lalu Allah mengizinkan tumbuh jadi 8 cabang. Tapi ternyata, hidup Okta Wirawan bukan garis lurus.
“Saya pernah merasa semua sudah di genggaman, lalu Allah uji. Serabi Enhai, usaha yang saya bangun dengan harapan besar, justru membuat saya jatuh sampai titik terendah. Tabungan habis. Aset terjual. Bahkan saya harus mengutang untuk bayar gaji karyawan. Saat itu, saya bukan cuma kehilangan uang. Saya kehilangan rasa percaya diri. Saya bertanya, ‘Apa saya memang tidak pantas jadi pengusaha? Saya menyerah,” kata Okta Wirawan.
Setelah sempat frustasi, Okta Wirawan memilih bekerja ke orang lain, bekerja sebagai orang kantoran. Itu dijalani Okta Wirawan selama 15 tahun lamanya. Tapi hati kecil Okta Wirawan tak pernah benar-benar padam. Okta Wirawan coba lagi.
Lalu Kedai Abuya lahir. Berkembang pesat hingga 26 cabang. Okta Wirawan berpikir, ini jalannya.
“Tapi Allah uji lagi. Pandemi datang. Satu per satu cabang tutup. Saya coba bangkit. Bikin lagi Ayam Geprek Blasteran, Ayam Asap Abu Dhabi, Hello Bakery, Bakmi Madina, Minum. Tapi semuanya… gagal. Rasanya hati ini sudah hancur berkali-kali. Tapi di titik itu, saya sadar... Gagal itu bukan hukuman. Gagal itu bagian dari pendidikan Allah untuk hamba-Nya,” kata Okta Wirawan.
Sampai akhirnya, di tengah keputusasaan Okta Wirawan saat itu, Allah kirimkan Kebuli Abuya. Bukan sekadar bisnis, tapi jadi jalan rezeki buat banyak orang. Dan kini, Allah izinkan lagi… Almaz Fried Chicken lahir membawa harapan baru.
Kata Okta Wirawan, “Perjalanan ini mengajarkan saya satu hal: Kadang Allah hancurkan semua rencana kita. Karena Dia ingin kita belajar merendah, belajar berserah. 25 tahun bukan waktu sebentar. Saya lewati dengan air mata, doa yang tak pernah putus, dan keyakinan bahwa selama kita tidak berhenti melangkah, Allah tidak akan berhenti membukakan jalan. Saya bukan siapa-siapa. Hanya seorang anak kampung yang bermimpi ingin punya usaha sendiri. Dan sampai hari ini, mimpi itu masih terus saya perjuangkan. Bukan untuk kaya, tapi untuk bisa bermanfaat bagi sesame.”
Okta Wirawan berpesan, “Kalau hari ini kamu sedang di titik terendah, ingat, rezekimu tidak pernah tertukar. Tugas kita cuma satu, jangan berhenti percaya. Jangan berhenti berjuang. Semoga perjalanan saya ini jadi saksi. Bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa.” (*)
Editor : Zainuddin Qodir