Pembantaian 15 Penambang Emas di Yahukimo

Kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka mengabarkan tentang aksi pembunuhan pada Selasa (8/4/2025). Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyampaikan, kelompoknya telah melakukan pembantaian yang menewaskan 15 penambang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengklaim para korban tersebut adalah anggota-anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menyamar. Sebby menerangkan, pembunuhan para anggota Militer yang menyaru sebagai penambang emas tersebut dilakukan dalam operasi penyerangan yang dilakukan pada Minggu (6/4/2025) sampai Selasa (6/4/2025).
Baca Juga: Prajurit TNI Tembak Mati Anggota Organisasi Papua Merdeka di Puncak Jaya
Penyerangan tersebut dilakukan oleh regu bersenjata Dejen Heluka dan Karis Giban yang merupakan anggota kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pemimpin Hom Heluka dan Almarhum Giban dari Kodap III Nduga-Derakma.
Selain menewaskan 15 penambang emas, dalam penyerbuan kelompok tersebut, sayap bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu juga mengklaim membuat tiga orang lainnya luka-luka.
Sebelum tragedi Yahukimo yang merenggut 15 pendulang emas secara liar, Pendeta (Pdt.) Trevor Kristian Jhonson pernah mengirim surat kepada Sudarmo selaku Penjabat (Pj.) Gubernur Provinsi Papua pada tahun 2018 silam. Surat terbuka tersebut berisi terkait wilayah konflik saat ini. Namun sepertinya, surat tersebut tidak ditanggapi serius oleh Pemerintah Provinsi Papua waktu itu. Surat terbuka isi lengkapnya ialah :
Surat Terbuka Kepada Gubernur Papua:
Yth. Sudarmo
Plt. Gubernur Papua:
Saya adalah Pendeta Trevor Johnson yang melayani di daerah Korowai Batu, bagian utara wilayah Korowai. Saya telah tinggal di sini sekarang selama 10 tahun dan saya telah berjuang bersama para penginjil dari gereja GIDI yang berusaha membantu masyarakat. Kami telah membantu membangun gereja, sekolah, dan klinik di wilayah tersebut. Banyak orang yang dulu sakit parah sekarang masih hidup karena Tuhan telah memberi kita hak istimewa untuk tinggal di sini dan membantu orang sakit dan orang miskin.
Saya bersyukur kepada Tuhan setiap hari bahwa saya dapat menjadi semacam pertolongan bagi orang Papua. Anak Allah juga meninggalkan surga dan terlahir sebagai seorang manusia di antara orang-orang Isreal yang miskin dan tertindas, dan bahkan mati untuk dosa-dosa seluruh umat manusia. Setidaknya yang bisa saya lakukan adalah melayani orang miskin dan tertindas di pedalaman Papua.
Saya menulis kepada Bapak hari ini karena ada pertambangan emas di wilayah saya, di hulu dari Danowage. Saya menduga itu ilegal. Ini tidak adil untuk orang Korowai, atau orang Papua.
Pertama (1), saya pikir penambangan emas ini ilegal. Di mana dokumen-dokumen legalnya?
Kedua (2), sebagian besar orang yang menjadi kaya dari emas bukan orang Papua. Para penambang emas yang datang sekitar 90% non-Papua. Ini tidak adil. Papua memiliki tanah terkaya tetapi orang-orang paling miskin di seluruh Indonesia. Emas Papua seharusnya membantu orang Papua.
Sangat memalukan melihat -orang-orang Korowai sekarat setiap minggu karena kemiskinan dan kurang gizi. Sementara penambang emas semakin kaya dari sumber daya alam tanah orang Korowai.
Ketiga (3), ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa beberapa penambang emas menggunakan merkuri kimia berbahaya dan membuangnya ke Sungai Deiram Hitam. Orang Korowai bergantung pada sungai itu untuk hidup. Dan para penambang emas merusak lingkungan.
Keempat (4), menurut saksi ada prajurit TNI dan Kopassus yang terlibat.
Kelima (5), Penduduk setempat tidak mendapat kompensasi yang adil. Bos emas membebankan uang yang cukup banyak hanya untuk sedikit beras.
Menurut saksi, satu sak beras 25 kg seharga Rp, 6.000.000. Satu sak beras 20 kg Rp. 5.000.000. Supermi per karton Rp. 2.000.000. Harga-harga ini meningkat dan merupakan bukti bahwa para penambang emas tidak tertarik untuk membantu orang Korowai dengan cara apa pun, tetapi orang Korowai menjadi semakin miskin dengan hanya mencoba untuk makan. Mereka bahkan tidak dapat menyelam (molo) mencari ikan karena sungai (yang dulu bersih dan jernih) sekarang berwarna kuning dan kotor, sehingga mereka tidak bisa lagi mendapatkan ikan.
Para penambang emas ini seperti lintah yang mengisap darah orang yang sakit.
Keenam (6), orang Korowai masih merupakan orang-orang yang terabaikan yang menderita banyak penyakit dan kekurangan gizi. Saya sendiri mengalami kesulitan untuk menyewa sebuah helikopter untuk membantu anak-anak yang sakit dan sekarat disini karena biayanya sangat mahal.
Bapak dapat membayangkan bagaimana saya merasa marah sekali ketika saya mendengar bahwa ada lebih dari satu helikopter setiap hari yang bolak-balik dari Dekai ke lokasi emas. Sebanyak 7 kali sehari untuk mengambil emas dari tanah orang Korowai. Anak-anak yang sakit bahkan tidak bisa mendapatkan transportasi ... tetapi selalu ada heli yang tersedia bagi para penambang emas!
Tujuh (7), Saya menduga ada “tangan tersembunyi” di balik ini. Sebagai hamba Tuhan, kita harus membersihkan korupsi yang masih ada di Papua. Banyak langkah ke depan telah diambil, tetapi ada banyak kasus penebangan liar dan penambangan ilegal yang masih terjadi di Papua. Tuhan akan tersenyum melayani pelayanan Bapak jika Bapak membantu membersihkan korupsi ini dan akan memberkati waktu Bapak sebagai gubernur.
Akhirnya, saya akan meminta perlindungan Gubernur dari deportasi. Saya percaya ada orang yang tersinggung pada saya. Sebagai seorang Kristen dan seorang pendeta, saya harus menjaga domba-domba saya. Gembala yang baik harus menjaga dombanya. Saya tidak bisa diam saat menyaksikan ketidakadilan. Saya bukan aktivis politik, tetapi ketidakadilan ini terjadi tepat di depan mata saya dan saya tidak bisa mengabaikannya. Beberapa penambang emas bahkan berjalan melalui halaman depan saya dalam perjalanan ke perahu untuk pergi ke hulu ke lokasi emas.
Karena saya telah melaporkan penambangan emas, saya sedang diselidiki di imigrasi. Saya juga ditanyai oleh Kepala Kodim dari Boven Digoel yang mengunjungi saya dan mengatakan bahwa saya melakukan "fitnah" karena saya menulis bahwa saksi melaporkan TNI dan Kopassus berada di lokasi emas. Tapi itulah 6 saksi yang memberi tahu saya. Saya telah mendengar bahwa pekerja dari Intel ingin mendeportasi saya.
Saya siap dideportasi karena membela apa yang benar. Tetapi dengan bantuan Bapak, saya ingin bisa melayani lebih lama lagi di Papua. Tolong lindungi saya dari mereka yang ingin mendeportasi saya karena mengekspos penambangan emas. Saya hanya mengekspos dosa dan ketidakadilan dan satu-satunya tujuan saya adalah membantu dan memberkati Papua dan membelanya dari para pencuri.
Harap diketahui bahwa saya berdoa untuk Bapak secara teratur dan keinginan saya adalah menjadi pelayan yang baik, baik kepada Tuhan maupun bagi orang Papua.
Tolong selidiki dan hentikan penambangan emas ilegal di wilayah kita!
Tuhan memberkati,
Pendeta Trevor Johnson,
5 Agusutus, 2018, Danowage.
• Amsal 14:31, “Siapa menindas satu orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.”
• Amsal 29:7, “Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak memahaminya.”
• Amsal 31:8, “Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Belalah mereka yang tak dapat membela dirinya sendiri. Lindungilah hak semua orang yang tak berdaya.”
Baca Juga: Satreskrim Polresta Pontianak Ungkap Gudang Penyimpanan Emas Ilegal
Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Faizal Ramadhani menyebut bahwa lokasi kejadian berada di Wilayah Korowai yang jaraknya cukup jauh dari Distrik Dekai yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Yahukimo.

“Dari Dekai jarak ke lokasi sekitar 50 KM,” cetusnya.
Para korban kemudian dievakuasi oleh Satgas Damai Cartenz. Proses evakuasi berlangsung selama 3 hari akibat medan yang sulit dan terjal. Untuk mencegah kejadian serupa, Kapolda Papua meminta pemerintah daerah di Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Asmat segera mengeluarkan larangan keras terhadap aktivitas tambang emas ilegal di wilayah tersebut.
Data para korban yang telah terindentifikasi antara lain “
1. Wawan Tangahu - Dusun III, Kab. Bolmong Selatan, Sulawesi Utara (TKP Area 22 pendulangan emas Yahukimo)
2. Suardi Laode alias Kaswadi - Dusun III, Kab. Bolmong Selatan, Sulawesi Utara (TKP Area 22 pendulangan emas Yahukimo)
3. Stenli Humena - Kampung Kalama Darat, Kab. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (TKP Muara Kum)
4. Yuda Lesmana - Kos Jalan Paradiso, Dekai (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)
5. Riki Rahmat - Desa Ranomolua, Kec. Besulutu, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)
6. Muhammad Arif - Kos Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)
7. Safaruddin - Kos Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)
8. Abdur Raffi Batu Bara - Kos Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)
9. Stefanus Gisbertus - Desa Tala, Kab. Seram Barat, Maluku (TKP Tanjung Pamali)
10. Zamroni - Dukuh Dulak, Desa Gantungan, Kab. Tegal, Jawa Tengah (TKP Tanjung Pamali)
11. Ariston Kamma - Tantanan, Tallunglipu, Sulawesi Selatan (TKP Kab. Pegunungan Bintang)
12. Rusli - Desa Buti, Kab. Merauke, Papua (TKP Area 22 pendulangan emas Yahukimo)
Baca Juga: TPNPB OPM Klaim Tembak 7 Prajurit TNI di Intan Jaya
13. Sahar - Pasare Apua, Kec. Lantari Jaya, Kab. Bombana, Sulawesi Tenggara (TKP Area 33 pendulangan emas Yahukimo)
14. Saharudin - Toddolimae, Kec. Tompobulu, Kab. Maros, Sulawesi Selatan (TKP Area Kepala Air Mumok)
15. Haidil Isdaar-Ds. Boddie, Kec. Mandalle, Kab. Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan (TKP Tanjung Pamali).
15 korban tewas ditemukan di Area 22 dan Area 33
Tiga korban baru yang dievakuasi ditemukan di sejumlah titik di wilayah pendulangan emas, yakni Area 22 pendulangan emas Yahukimo, Area 33 pendulangan emas Yahukimo, dan Tanjung Pamali.
"Selama proses evakuasi jenazah berjalan dengan aman dan telah dilakukan proses identifikasi. Kami juga akan terus berupaya menemukan sisa korban lainnya serta terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku," kata Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga dalam keterangan tertulis, Senin (14/4/2025).
Dua Korban Ditemukan Selamat
Dua orang korban ditemukan dalam keadaan selamat di Tanjung Pamali. Mereka adalah Johanis Adu dan Suwito. Keduanya telah dievakuasi ke Dekai usai delapan hari bersembunyi di hutan. Saat ini korban sedang mendapatkan perawatan medis serta pendampingan psikologis.
Jenazah Diserahkan ke Keluarga
Sebanyak 15 pendulang emas telah diserahkan kepada keluarga. Prosesi penyerahan tiga jenazah baru dilakukan di RSUD Dekai, Yahukimo. Penyerahan dilakukan setelah proses identifikasi oleh Tim DVI Polri dinyatakan lengkap dan valid.
Adapun 12 jenazah korban lainnya telah teridentifikasi lebih awal dan sudah diserahkan kepada keluarga.
3 Jenazah Langsung Dimakamkan di Dekai
Meski telah diserahkan kepada pihak keluarga, jenazah dimakamkan di wilayah Dekai. Hal ini didasarkan pada kondisi jenazah yang sudah mengalami dekomposisi berat dan tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke daerah asal pihak keluarga masing-masing.
"Kondisi jenazah saat ini sudah mengalami proses dekomposisi atau pembusukan, sehingga tidak memungkinkan untuk diberangkatkan atau diterbangkan ke luar dari Dekai. Karena dalam kondisi seperti ini, jenazah bisa menjadi infeksius dan berpotensi menyebarkan infeksi," jelas Direktur RSUD Dekai, Glenn M Nurtanyo.
Dia menegaskan keputusan ini murni karena alasan medis demi mencegah risiko penyebaran penyakit, bukan karena alasan biaya.
Ketiga jenazah langsung diserahkan kepada perwakilan keluarga beserta dokumen resmi berupa surat keterangan kematian dan berita acara serah terima. Proses pemakaman dijadwalkan dilakukan pada hari yang sama. (*)
Editor : Bambang Harianto