Limbah B3 Mencemari Tambak di Desa Banjarsari Gresik
Sejumlah petambak di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, mengeluhkan adanya luberan limbah bahan berbahaya beracun (B3) di wilayahnya. Luberan limbah B3 jenis minyak tersebut bahkan meluber ke tambak mereka.
Sumber limbah B3 tersebut berasal dari salah satu gudang di samping Perumahan CSR Petrokimia Gresik atau dekat pasar ikan bender Desa Banjarsari. Di dalam gudang yang sebagia ditutupi seng tersebut, terdapat beberapa drum berisi oli bekas. Ada lagi beberapa tangki kempu kapasitas 1000 liter.
Redaksi Lintasperkoro menghampiri gudang tersebut berdasarkan atas aduan petambak yang ikan-ikannya mati terdampak limbah B3 pada Kamis, 4 Desember 2025. Saat tiba di sekitar lokasi penimbunan limbah B3, bau menyengat tercium. Tanah di sekitar lokasi juga menghitam akibat ceceran limbah.
Di samping gudang, terdapat parit yang airnya tercemar limbah B3 dari gudang tersebut. Tidak ada orang. Yang ada hanya bekas pakaian pekerja yang digantung.
Seorang petambak berkata, dia bersama petambak lainnya dirugikan atas keberadaan gudang penimbun limbah B3 tersebut. Menurutnya, penimbunan limbah B3 tersebut beroperasi sejak lama. Di lokasi terpasang garis garis pengawasan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), namun aktivitas masih dilakukan.
Dia berharap, penegak hukum dari Polres Gresik menertibkann keberadaan gudang penimbunan limbah B3 di Desa Banjarsari serta memproses hukum pemiliknya. Karena jika dibiarkan, ikan yang dipelihara petambak akan banyak yang mati.
“Luberan dari limbah B3 itu dibawa oleh air hujan kemudian mengalir ke tambak. Udang dan ikan yang kami pelihara banyak yang mati. Kami sangat dirugikan. Makanya, tolong Bapak Kapolres Gresik, tangkap pengelola limbah B3 di Banjarsari ini. Proses hukum,” ujar petambak di Desa Banjarsari pada Kamis, 4 Desember 2025.
“Kami akan bersurat resmi ke Polres Gresik dan Polda Jawa Timur atas keberadaan limbah B3 ini. Karena jika dibiarkan terus menerus, ikan-ikan kami akan mati. Belum lagi air bercampur limbah B3 itu masuk ke lahan pertanian,” tegasnya. (*)
Sejumlah petambak di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, mengeluhkan adanya luberan limbah bahan berbahaya beracun (B3) di wilayahnya. Luberan limbah B3 jenis minyak tersebut bahkan meluber ke tambak mereka.
Sumber limbah B3 tersebut berasal dari salah satu gudang di samping Perumahan CSR Petrokimia Gresik atau dekat pasar ikan bender Desa Banjarsari. Di dalam gudang yang sebagia ditutupi seng tersebut, terdapat beberapa drum berisi oli bekas. Ada lagi beberapa tangki kempu kapasitas 1000 liter.
Redaksi Lintasperkoro menghampiri gudang tersebut berdasarkan atas aduan petambak yang ikan-ikannya mati terdampak limbah B3 pada Kamis, 4 Desember 2025. Saat tiba di sekitar lokasi penimbunan limbah B3, bau menyengat tercium. Tanah di sekitar lokasi juga menghitam akibat ceceran limbah.
Di samping gudang, terdapat parit yang airnya tercemar limbah B3 dari gudang tersebut. Tidak ada orang. Yang ada hanya bekas pakaian pekerja yang digantung.
Seorang petambak berkata, dia bersama petambak lainnya dirugikan atas keberadaan gudang penimbun limbah B3 tersebut. Menurutnya, penimbunan limbah B3 tersebut beroperasi sejak lama. Di lokasi terpasang garis garis pengawasan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), namun aktivitas masih dilakukan.
Dia berharap, penegak hukum dari Polres Gresik menertibkann keberadaan gudang penimbunan limbah B3 di Desa Banjarsari serta memproses hukum pemiliknya. Karena jika dibiarkan, ikan yang dipelihara petambak akan banyak yang mati.
“Luberan dari limbah B3 itu dibawa oleh air hujan kemudian mengalir ke tambak. Udang dan ikan yang kami pelihara banyak yang mati. Kami sangat dirugikan. Makanya, tolong Bapak Kapolres Gresik, tangkap pengelola limbah B3 di Banjarsari ini. Proses hukum,” ujar petambak di Desa Banjarsari pada Kamis, 4 Desember 2025.
“Kami akan bersurat resmi ke Polres Gresik dan Polda Jawa Timur atas keberadaan limbah B3 ini. Karena jika dibiarkan terus menerus, ikan-ikan kami akan mati. Belum lagi air bercampur limbah B3 itu masuk ke lahan pertanian,” tegasnya. (*)
Editor : Bambang Harianto