Indonesia Masih Defisit Produksi Susu

avatar Ach. Maret S.
  • URL berhasil dicopy
Kunjungan Ketua Komisi IV dan Kementan ke PT Greenfields Dairy Indonesia
Kunjungan Ketua Komisi IV dan Kementan ke PT Greenfields Dairy Indonesia
grosir-buah-surabaya

Upaya memperkuat produksi susu nasional mendapat perhatian serius Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian (Kementan) meninjau langsung operasional peternakan modern PT Greenfields Dairy Indonesia (GFI) di Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (11/12/2025).

Peninjauan ini difokuskan untuk memastikan kesiapan industri dalam mendukung pemenuhan kebutuhan susu segar dalam negeri yang terus meningkat.

PT Greenfields Dairy Indonesia yang berdiri sejak 1997, menjadi salah satu produsen susu terbesar di Asia Tenggara. Dengan model peternakan terintegrasi dari hulu ke hilir, perusahaan ini memasok produk ke berbagai wilayah dan menjadi rujukan dalam penerapan teknologi peternakan sapi perah modern.

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto memimpin langsung peninjauan fasilitas pemeliharaan sapi perah, sistem pemerahan otomatis, hingga jalur produksi susu. Ia menilai kapasitas produksi Greenfields penting bagi percepatan kemandirian susu nasional.

“Hari ini kami dari Komisi IV meninjau peternakan sapi perah Greenfields yang ada di Malang. Sapinya banyak sekali, ada sapi Jersey dan Holstein. Satu sapi bisa menghasilkan 34 liter per hari, sedangkan sapi Jersey sekitar 25 sampai 27 liter per hari,” ujar Titiek Soeharto yang juga menjelaskan bahwa seluruh proses produksi dilakukan secara modern, mulai dari pemerahan, penyaluran susu melalui pipa ke tangki penampungan, hingga diproses di pabrik.

“Kita tahu bahwa industri susu menjadi salah satu penggerak ekonomi kerakyatan dan penguat kedaulatan pangan nasional. Karena itu, kami ingin mendapatkan gambaran langsung mengenai upaya yang dilakukan Greenfields dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas susu untuk mendukung swasembada susu nasional. Kami berharap pertemuan ini berjalan terbuka dan solutif,” tegasnya.

PT Greenfields Dairy Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah memperkuat industri susu lokal.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Komisi IV DPR RI, serta seluruh instansi terkait yang telah meluangkan waktu untuk meninjau langsung operasional peternakan dan pabrik kami di Gunung Kawi,” ujar Chika Hutauruk, Chief Human Resources Officer PT Greenfields Dairy Indonesia.

Chika menegaskan pentingnya sinergi industri dan pemerintah.

“Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas produksi dan berkontribusi lebih besar dalam pemenuhan kebutuhan susu segar dalam negeri,” katanya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (kementan), Agung Suganda, yang mendampingi kunjungan, menilai Greenfields sebagai acuan nasional dalam pengembangan peternakan sapi perah.

“PT Greenfields Dairy Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana peternakan sapi perah modern dikelola secara profesional. Mulai dari manajemen reproduksi, kesehatan hewan, hingga pengolahan susu, semuanya mengikuti standar yang sangat baik,” ujar Agung.

Dalam kesempatan tersebut, Agung Suganda menyoroti masih rendahnya produksi susu nasional. Hingga kini, Indonesia baru mampu menghasilkan sekitar 1 juta ton susu per tahun, jauh di bawah kebutuhan nasional yang mencapai 4,7 juta ton. Artinya masih defisit. Kondisi ini membuat pasar dalam negeri masih didominasi produk impor.

“Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah mengambil langkah strategis dengan mendatangkan sapi perah dari luar negeri guna mempercepat peningkatan populasi dan kapasitas produksi susu nasional,” tutur Agung Suganda.

Selain itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengusulkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, yakni 3 persen per tahun. Skema pembiayaan murah ini diharapkan mampu menarik minat peternak untuk menambah jumlah sapi perah, sehingga produksi susu nasional dapat terus meningkat dan ketergantungan impor berangsur berkurang.

Kementerian Pertanian (Kementan) berharap dukungan dari Komisi IV untuk dapat mempercepat implementasi kebijakan tersebut, sehingga akses pembiayaan murah bagi peternak dapat segera dirasakan, skema ini dinilai penting untuk memperkuat permodalan peternak, mendorong penambahan populasi sapi perah, serta meningkatkan produksi nasional.

Kunjungan ini menjadi bagian dari langkah strategis bersama DPR dan pelaku industri untuk memastikan kapasitas produksi dalam negeri terus meningkat guna memenuhi kebutuhan susu nasional yang terus bertumbuh. (*)