Audit BRUIN : Sampah Produsen Wings Mendominasi Penyebab Tersumbatnya Sungai Pelayaran

Reporter : -
Audit BRUIN : Sampah Produsen Wings Mendominasi Penyebab Tersumbatnya Sungai Pelayaran
Brand Audit di Sungai Pelayaran segmen Desa Tawangsari
advertorial

Tujuh belas orang gabungan dari Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN), Komunitas Kawan Sungai Sidoarjo (KANSAS) mengandeng mahasiswa Ilmu Komunikasi asal Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, mahasiswa Sosiologi, dan mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Trunojoyo Madura untuk melalukan aksi bersih – bersih sampah plastik dan Brand Audit di Sungai Pelayaran segmen Desa Tawangsari, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.

“Sungai Pelayaran menjadi bagian dari salah satu anak Sungai Brantas yang mengalir dari daerah Mlirip, Kabupaten Mojokerto, sampai dengan daerah Tawangsari, Sidoarjo. Hilir Sungai Pelayaran yang berlokasi di Desa Tawangsari menjadi penting, karena PDAM Delta Tirta yang melayani sekitar 20 ribu pelanggan mengambil baku air dari Sungai tersebut . Sungai Pelayaran dijadikan spot menarik membuang sampah, karena masih kurangnya fasilitas dan layanan pengangkutan sampah di pemukiman dan desa – desa di sepanjang Sungai Pelayaran,” ujar Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinator Program dan Litigasi Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN). 

Baca Juga: Puluhan Aktivis Lingkungan dan Akademisi Gelar Aksi Solidaritas Peduli Pantai Lewat Clean Up dan Audit Plastik

Sebelumnya, Komunitas KANSAS (Kawan Sungai Sidoarjo) pada Jumat, 6 September 2023, berkunjung ke Sungai Pelayaran dan melakukan wawancara dengan Bu Sis, salah satu warga RT 13 RW 03, Desa Tawangsari. 

Dari wawancara tersebut, didapat informasi bahwa, “Sampah yang mengapung di Sungai Pelayaran segmen Tawangsari merupakan sampah domestik kiriman yang dibuang secara illegal oleh warga di sepanjang Sungai Pelayaran, terutama warga Kerembangan yang sampai saat ini warga di daerah Kerembangan dan daerah lain di sepanjang Sungai, masih banyak yang belum terlayani terkait pengumpulan dan pengangkutan sampah. Disisi lain, sampah plastik juga dicurigai berasal dari daerah desa – desa lain, seperti Desa Mlirip, Desa Tempel, Tanjungsari, Kerembangan, Krikilan dan Tanjungsari."

Salah satu warga Desa Tawangsari, Pak Wir menuturkan bahwa, “Sampah yang mengapung di badan Sungai akibat dari aktivitas PDAM yang melakukan kegiatan penyedotan air. Hal tersebut berdampak pada terhambatnya aliran air Sungai Pelayaran sehingga sampah plastik cenderung akan mengambang dan berakibat pada pendangkalan. Selain itu, air Sungai menjadi bau. Jadi perlu tanggung jawab serius dari pihak PDAM Delta Tirta untuk ikut andil mengatasi permasalahan tersebut”.

Kegiatan Brand Audit diawali dengan menyusuri timbulan sampah yang mengapung di badan air dengan perahu kano dan kemudian dilakukan pengangkutan sampah yang mengapung di badan Sungai. Brand Audit dilakukan dengan metode transek ukuran 2 x 4 meter dengan fokus pengambilan sampah yang terdapat di dalam transek. Kemudian dilakukan rekap data melalui pencatatan (catching) secara manual untuk untuk mengetahui karakteristik sampah, asal industri, dan merek sampah plastik yang mencemari Sungai Pelayaran.

Dalam kegiatan Brand audit tersebut, Tim berhasil mengumpulkasn sekitar 278 pcs sampah plastik yang didominasi oleh kemasan plastik (single layer dan Multilayer “sachet”) perusahaan makanan dan minuman, plastik tanpa merek/unbrand dan popok sekali pakai. 

Lebih lanjut Kholid menuturkan bahwa, “Sampah plastik yang kita Brand Audit didominasi oleh sampah kemasan single layer dan sachet dari Perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Good) terkemuka asal Indonesia, kemasan plastik unbrand (styrofoam, kresek) dan popok sekali pakai." 

Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

"Disisi lain, hasil dari Brand Audit yang berhasil kami rekap menunjukkan 5 top polluter, diantaranya peringkat pertama ialah Wings, selanjutnya Unicharm, Mayora, Indofood, dan terakhir Unilever.

Lebih jelasnya disampaikan dalam tabel sebagai berikut : 

Koordinator KANSAS Isa Darwisy Subrata berharap kegiatan ini dapat mengedukasi sekaligus memberikan inspirasi masyarakat, terlebih kalangan anak muda untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem Sungai untuk tidak lagi memperlakukan Sungai menjadi tempat sampah. 

Baca Juga: Dugaan Mafia Tanah di Balik Menjamurnya Bangunan di Bantaran Kali Surabaya

Selanjutnya Isa Darwisy Subrata juga mengatakan bahwa, “Melalui temuan dan data Brand Audit serta temuan fakta terkait masih minimnya layanan pengumpulan serta pengangkutan sampah di sepanjang Sungai Pelayaran, Komunitas KANSAS akan berkirim surat ke Dinas Pekerjaan Umum untuk segera melakukan Tindakan pembersihan.

Selanjutnya meminta kepada Dinas lingkungan terkait untuk ikut andil menyelesaikan problem persampahan di sepanjang Kali pelayaran. 

"Terpenting lagi dalam surat tersebut, kami juga mendorong adanya tindakan penegakan hukum bagi pelaku – pelaku yang membuang sampah secara illegal di kali Pelayaran dengan pengawasan yang ketat. Perlu penanganan serius dari pemerintah dan warga sekitar untuk berkomitmen mengatasi pencemaran sampah plastik di Sungai Pelayaran. Hal tersebut sebagai cara untuk  meminimalisir resiko kontaminasi mikroplastik dalam air minum dan biota air Sungai, yang kemudian mikroplastik tersebut akan berpotensi masuk ke tubuh manusia lewat rantai makanan." 

Selain itu, produsen juga harus bertanggung jawab atas sampah plastik yang bocor ke lingkungan termasuk lingkungan perairan Sungai Pelayaran, seperti yang diamanatkan dalam Pasal 15 dan 16 Undang – Undang pengelolaan Sampah. (kin)

Editor : Ahmadi