Mengenang Operation Agatha oleh Inggris, yang Menumpas Teroris Zionis di Palestina

Reporter : -
Mengenang Operation Agatha oleh Inggris, yang Menumpas Teroris Zionis di Palestina
Inggris menggelar Operation Agatha
advertorial

Pada 29 Juni 1946, Inggris menggelar Operation Agatha, yaitu operasi militer untuk menumpas teroris Zionis di Palestina. Keberadaan teroris Zionis yang melakukan pemboman, penculikan, dan sabotase membuat Otoritas Inggris menjadi gerah dan bertindak tegas.

Pada tahun1946, kondisi Palestina makin tidak kondusif. Terjadi semacam "anarki" di mana para teroris zionis mengacaukan ketertiban dan merencanakan makar terhadap pemerintah Inggris.

Baca Juga: Ribuan Massa Gelar Aksi Damai, Mars "Viva Palestina" Menggema di Madiun Raya

Sebenarnya tentara Inggris ingin melakukan aksi militer terhadap jaringan teroris Zionis bawah tanah ini sejak lama, tetapi dicegah oleh Komisaris Tinggi Alan Cunningham karena khawatir akan reaksi keras dari komunitas Yahudi.

Namun pemikiran Alan berubah ketika Palmach (sayap militer Haganah) melakukan pemboman di 8 jalan dan jembatan yang menghubungkan Palestina dengan negeri-negeri di sekitarnya, barulah Cunningham setuju melakukan operasin ini.

Polisi dan tentara Inggris memasuki dan menggeledah kantor-kantor yasasan dan agen Zionis. Total ada 2.718 orang yang diringkus, termasuk 4 anggota Jewish Agency Executive, 7 opsir Haganah, dan nyaris seluruh anggota Palmach.

Baca Juga: Insiden Black September, 1972

Namun, intelijen Haganah berhasil mencium rencana peringkusan ini dan banyak di antara komandan Haganah yang berhasil melarikan diri, salah satunya David Ben-Gurion, yang menjadi PM perdana Israel, yang saat itu sedang berada di Paris.

Inggris juga menggeledah persenjataan di Kibbutz Yagur, di mana ratusan senapan, mortar, peluru, dan granat disita oleh Inggris dan penduduknya ditahan. Setelah operasi ini, Haganah berhenti melakukan operasi anti-Inggris, sedangkan Irgun dan Lehi tetap melakukan aksi terornya.

Penggeledahan dan penangkapan ini ditentang keras oleh orang-orang Yahudi, yang banyak dari mereka adalah penyintas Holocaust. Penghalang jalan dipasang untuk memperlambat laju tentara/polisi Inggris. Beberapa di antaranya tiduran di jalan agar truk-truk militer tidak bisa jalan.

Baca Juga: IDI Dan Universitas Syiah Kuala Berikan Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Palestina

Lucunya beberapa orang Yahudi menunjukkan "tato penanda" kamp konsentrasi zaman Hitler agar dikasihani, dan beberapa tentara Inggris meresponnya dengan berseru "Heil Hitler" dan membuat tanda swastika. (*)

*) Source : Erlangga Greschinov

Editor : Ahmadi