Barantin Luncurkan Sistem Layanan Karantina Best Trust

Reporter : -
Barantin Luncurkan Sistem Layanan Karantina Best Trust
advertorial

Mendukung upaya dalam efisiensi anggaran belanja negara dan digitalisasi layanan, Badan Karantina Indonesia (Barantin) meluncurkan sistem layanan, Best Trust (Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology). Sistem layanan karantina tersebut menghemat anggaran belanja negara sebesar Rp 5,54 miliar per tahunnya. Pasalnya pengembangan inovasi ini mengalokasikan anggaran senilai RP 760 juta per tahun, yang sebelumnya total dari dua sistem, IQFast dan SisterKaroline, mencapai sebesar Rp 6,3 miliar.

“Peluncuran sistem layanan karantina, Best Trust ini merupakan inovasi Barantin untuk memberikan pelayanan kepada publik. Hadirnya Best Trust ini dapat berpeluang dalam pengembangan beberapa aplikasi ke depannya. Tentunya, rumah sistem layanan ini dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 5,54 miliar per tahunnya,” ujar Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean kepada awak media seusai peluncuran di Hotel Pullman, Jakarta Central Park, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Karantina Kalimantan Barat Pastikan Kesehatan Leopard Cat Sebelum Dikonservasi

Menurut Sahat, inovasi dari Barantin ini sebagai langkah maju dalam pelayanan publik. Di era digital ini, instansi pemerintah dituntut untuk terus berinovasi. Penghematan dengan mengeliminasi komponen yang bisa digantikan.

Baca Juga: Si Manis Durian Riau Harumkan Kota Batam

“Terus lakukan inovasi layanan. Efisiensikan anggaran, sehingga lebih hemat atau dapat digunakan untuk kegiatan lainnya,” ucapnya.

Baca Juga: Terjaring Pemeriksaan, Karantina Sumatera Utara Tahan Daging Babi Asal Tiongkok

“Transformasi sistem layanan Best Trust ini merupakan realisasi salah satu program utama Barantin, digitalisasi layanan. Memberikan kemudahan dalam layanan tindakan karantina, sehingga masyarakat bisa mengajukan permohonan tindakan karantina di mana saja, tidak perlu datang ke kantor Karantina. Mitigasi risiko berdasarkan jenis media pembawanya,” jelas Sahat. (*)

Editor : Syaiful Anwar