Mengunjungi Keberadaan Arena Sabung Ayam di Kecamatan Tarik

Reporter : -
Mengunjungi Keberadaan Arena Sabung Ayam di Kecamatan Tarik
2 ayam jago sedang beradu di arena sabung ayam di Desa Klantingsari

Di salah satu desa di Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, terdapat lokasi arena sabung ayam. Di tempat itulah, puluhan hingga ratusan masyarakat datang untuk menyalurkan hobi “adu pitik”.

Aman dari grebekan? Sudah pasti. Karena sampai sekarang, Senin 7 Oktober 2024, kegiatan sabung ayam tetap beroperasi. Investigasi yang dilakukan Media Lintasperkoro.com, tempat aduan ayam jago tersebut berada di salah satu dusun di Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya tersembunyi meski berada di tengah permukiman warga.

Baca Juga: Sempat Tutup dan Diobrak Polsek Tarik, Sabung Ayam di Desa Klantingsari Buka Lagi

Masyarakat yang datang ada yang sekadar jadi penonton, dan tak jarang pula yang menjadi pemain. Istiliah “T” sudah familiar di kalangan mereka. T mengacu besaran taruhan terhadap ayam yang akan diadu atau sabung.

Seorang warga Desa Klantingsari saat dimintai tanggapannya mengenai keberadaan arena sabung ayam tersebut tidak mau banyak komentar. Dia hanya berharap situasi kondusif dan tidak ada grebekan dari Kepolisian.

Baca Juga: Sempat Tutup dan Diobrak Polsek Tarik, Sabung Ayam di Desa Klantingsari Buka Lagi

Karena menurutnya, sabung ayam di desanya merupakan sarana penyalur hobi meskipun itu melanggar norma-norma karena disertai taruhan. Sekali buka taruhan, nilainya bisa ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Ayam yang menang, nilai jualnya mahal. Pemilik ayam kadang rela mengeluarkan banyak uang, asal ayam jagonya menang. Ayam menang, gengsinya bertambah besar,” kata SH, seorang warga Desa Klantingsari.

Baca Juga: Sempat Tutup dan Diobrak Polsek Tarik, Sabung Ayam di Desa Klantingsari Buka Lagi

Dia berkata, sistem main di arena sabung ayam di Desa Klantingsari menerapkan sistem ronde. Jika salah satu ayam kalah, maka harus membayar. Pasar taruhan bertambah ramai disaat akhir pekan pada Sabtu atau Minggu.

“Sabtu bisa arenanya bisa full. Ini jadi sumber ekonomi baru di desa ini meski tabu karena ada taruhan atau judinya,” katanya. (*nang)

Editor : Bambang Harianto