70 Ibu Muda Ikut Penyuluhan "Merdeka Sungaiku" Bersama Komunitas Perempuan Wadulink

Reporter : -
70 Ibu Muda Ikut Penyuluhan "Merdeka Sungaiku" Bersama Komunitas Perempuan Wadulink
Anggota Komunitas Perempuan Wadulink
advertorial

Sungai menjadi objek vital karena perannya yang penting sebagai simber kehidupan di bumi. Tapi keberadaan sungai saat ini sungguh ironi, seperti tanggul dan bantaran sungai beralih fungsi menjadi bangunan, menjadi tempat pembuangan limbah industri bahkan sering kali menjadi tempat masyarakt membuat sampah popok bayinya.

Berawal dari situ, Komunitas Perempuan Wadulink (Wanita Peduli Lingkungan) melakukan penyuluhan pentingnya menjaga Sungai Brantas tetap lestari melalui kegiatan Posyandu bersama 70 ibu-ibu muda dan bayinya pada Kamis (10/8/2023), di balai RW.2 Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik.

Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

Dalam kegiatan ini, Wadulink mempromosikan popok kain clodi kepada ibu-ibu muda sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan popok sekali pakai (POSPAK). Selain itu, Wadulink juga memperkenalkan pangan sehat bebas pembungkus plastik sekali pakai. Pangan sehat tersebut mereka produksi dari keanekaragaman hayati bantaran sungai, seperti tanaman kelor, telang, umbi-umbian, dan pisang.

Nur Hamidah selaku Koordinator Wadulink yang sekaligus menjadi narasumber dalam acara ini menjelaskan bahwa sungai perlu dijaga supaya bisa dapatkan manfaatnya.

“Sungai itu sumber kehidupan sehingga patut kita jaga, jangan dibuangi sampah dan popok karena nanti akan rugi sungainya jadi jelek. Sekaligus ini moment bagus bulan Agustus jadi sekalian ingin memerdekakan sungai,” tegasnya.

Bunda Nur, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa saat ini dirinya dan Komunitas Wadulink sedang berjuang untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (psp) dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya selalu mengingatkan orang-orang terdekat supaya bisa mengurangi bungkus plastik sekali pakai. Jika terlalu banyak maka akan mengotori lingkungan menjadi mikroplastik dan itu berbahaya. Saya sedih ketika sampah plastik dibuang di bantaran sungai,” pesannya.

Baca Juga: Dugaan Mafia Tanah di Balik Menjamurnya Bangunan di Bantaran Kali Surabaya

Ibu Sri, salah satu ibu muda peserta penyuluhan mengatakan bahwa acara ini membuka pengetahuan ibu-ibu.

“Saya baru tau jika ada alternatif popok kain untuk mengurangi penggunaan popok sekali pakai untuk sii kecil. Ya saya memutuskan beli 1 set untuk digunakan dirumah,” jelasnya.

Sri juga mengatakan bahwa acara ini semua makanan bebas bungkus plastik. Tidak ada yang berkemasan plastik.

“Jadi teringat jaman dulu makanan serba dibungkus daun, lebih wangi dan sehat. Ini yang harusnya ditiru ibu-ibu untuk anaknya dan bebas kimia ya,” katanya.

Baca Juga: Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Perlindungan Sempadan Sungai Sebagai Habitat Ikan

Sri menambahkan, sekitar 2 ton sampah popok sekali pakai berhasil diselamatkan dari sungai hanya dalam 7 hari saja pada tahun 2019 di desanya.

Diakhir acara, peserta dengan pertanyaan terbaik mandapatkan bingkisan kerupuk kelor (PULOR) produksi asli Wadulink Sumengko, dimana sumber bakunya diambil dari pohon kelor yang tumbuh subur di bantaran Sungai Brantas.

Kedepannya, Wadulink Sumengko secara bertahap akan membuat plakat larangan membuang popok di sungai dengan poster yang menarik dan berharap pemerintah daerah memberikan banyak fasilitas tempat sampah khusus popok supaya tidak dibuang sembarangan. (wan)

Editor : Redaksi