Mayor "Sensa-278", Selesaikan S2 dan S3 di Prancis hingga Rasakan Terbangkan Rafale di Langit Eropa
Perwira Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal), Indonesian Naval Aviator, call sign "sensa-278" Mayor Laut (P) Akhmad Sen Sagutra, telah kembali ke tanah air usai menamatkan pendidikan S2 dan S3 di Perancis serta menjadi penerbang TNl AL pertama yang berkesempatan menerbangkan pesawat tempur Rafale dalam sesi latihan 'dog fight' di langit Eropa
"Selamat atas prestasi yang sudah diraih, selamat datang kembali di Puspenerbal, semoga ilmu yang diperoleh di Ecole de Guerre di École Militaire, Prancis dapat diaplikasikan untuk kebaikan Penerbangan TNI AL kedepan," terang Komandan Puspenerbal Laksda TNI Dr. Imam Musani saat menerima Mayor Sensa-278 di Mako Puspenerbal, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga: Tim Puspenerbal Sabet Dua Medali di Kejurnas Karate Piala Panglima Koarmada RI 2024
Danpuspenerbal berpesan untuk segera menyiapkan paparan pasca pendidikan untuk memberikan inspirasi dan kebanggaan kepada adik adik perwira penerbang muda lainnya, agar termotivasi untuk menyiapkan diri, membangun dan membesarkan Penerbangan TNI AL yang tangguh dan profesional.
Selama 20 bulan, tepatnya mulai 28 November 2021 hingg 1 Agustus 2023, Mayor Sensa melaksanakan tugas belajar Ecole de Guerre di École Militaire bersama 200 perwira Perancis, 88 perwira asing dari 66 negara, dan 45 auditeur sipil dari industri stratégis Perancis (MBDA, Nexter, Airbus, Naval Groupe, Dassaut Aviation, SNCF, hingga EDF).
Ecole de Guerre sendiri lanjut Sensa, merupakan tempat pendidikan bagi para perwira di level tinggi Perancis yang melibatkan matra Angkatan Darat (L’armée de terre), Angkatan laut (Marine nationale), Angkatan Udara dan Antariksa (l’armée de l’air et l’espace), Korps Gendarmerie (Maréchaussée), instansi sipil dari industri stratégies Perancis.
"Program tersebut, saat ini disetarakan oleh RNCP (Repertoire National de Certifications Professionnel) setara “Niveau-8/Doctoral” bidang pertahanan di sistem pendidikan dan profesi Perancis," terang perwira Alumni AAL Angkatan ke-51 tahun 2005 ini.
Baca Juga: Keris Woomera 2024: Bangun Diplomasi TNI Melalui Malam Budaya di Banyuwangi
Program ini tambahnya, adalah program réguler yang dilaksanakan sudah sekitar 25 tahun dan beberapa pejabat militer Indonesia yang berhasil lulus disana diantaranya Ketua Komisi I DPR Mayjen (TNI) Purn T.B. Hasanudin, Menteri ATR dan Ka BPN Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto, Laksdya TNI Prof. DR. Amarullah Octavian, Laksdya TNI (Purn.) Hardjo Susmoro, dan Laksda TNI (Purn.) Bambang Wirayudha.
Ia menuturkan, untuk kesempatan latihan terbangkan Rafale (double seat) dalam rangka latihan “embarquement”. Diwajibkan bagi siswa ecole de guerre tidak hanya menguasai teori peperangan di kelas, karena yang lebih penting dalam memenangkan peperangan bagaimana bisa mengatur aset-aset pertempuran dan menguasai jalannya penyiapan unsur operasi dalam perang (material tempur darat, laut dan udara).
Sebelum terbangkan Rafale, seluruh siswa diberi kesempatan untuk melaksanakan test kesehatan (ejection seat) dan test aptitude di simulator Rafale di Base Aérienne Mont de Marsan. Setelah dinyatakan layak Kementrian pertahanan Perancis dan Ecole de Guerre memberikan autorisasi terbang bersama Instruktur Pilot yang berpangkat Kolonel untuk terbang bersama dalam serial latihan “air refueling hingga dog fight”.
Baca Juga: Prajurit Hiu Petarung TNI AL Laksanakan Latihan Pendaratan Amfibi
Pada kegiatan tersebut, juga melaksanakan latihan untuk penyiapan take off/landing di kapal induk Charles de Gaulle di Base Aéronavale Landivisau, sebagai Markas Utama Penerbangan AL Perancis dengan unsur Rafale Marine.
Dalam sesi latihan tersebut, hanya Mayor Sensa, siswa perwakilan Indonesia dari Matra Laut adalah siswa asing satu-satunya yang diberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan latihan terbang bersama pesawat Rafale (pesawat generasi ke-4 plus).
"Ini merupakan pengalaman terindah, tak terlupakan, sangat berharga dan membanggakan bagi saya, karena bisa mengikuti latihan menerbangkan pesawat Rafale di langit Perancis di cockpit (double seat) dengan maneuver yang ekstrem sekaligus mencoba hingga kecepatan Maksimum 1.8 Mach (melebihi kecepatan suara/supersonic)," pungkas perwira Puspenerbal yang juga Pilot Helikopter Anti Kapal Selam Panther AS 565 Mbe Skuadron 200 Wing Udara 2 Puspenerbal ini. (Gik)
Editor : Syaiful Anwar