Kayu Lapis dari Jawa Timur Diekspor ke Amerika Serikat

Reporter : -
Kayu Lapis dari Jawa Timur Diekspor ke Amerika Serikat
Pemeriksaan Kayu lapis
advertorial

Kayu lapis merupakan salah satu produk unggulan ekspor Indonesia khususnya Jawa Timur (Jatim). Selain bahan bakunya yang banyak dibudidayakan petani, kayu lapis juga banyak dibutuhkan untuk kepentingan industri. Mulai dari konstruksi bangunan, meubelair hingga furniture banyak menggunakan bahan kayu lapis. Maka tak heran jika permintaan pasarnyapun cukup besar.

Dengan besarnya permintaan tersebut, Karantina Surabaya siap menjadi akselerator dalam proses ekspor kayu lapis dengan menerbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan. Sertifikat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary certificate) atau yang kerap disebut PC merupakan jaminan bahwa komoditas yang dikirim sehat dan dapat diterima di negara tujuan.

Baca Juga: Modus Penyelundupan Lobster Pasir di Banyuwangi

Karantina Pertanian Surabaya melakukan pemeriksaan terhadap 58 meter kubik kayu lapis yang akan diekspor ke Amerika Serikat. Kegiatan pemeriksaan terbagi menjadi dua yakni pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik.

Baca Juga: Tokek Sembuhkan Penyakit Kanker, Mitos atau Fakta?

"Dokumen harus lengkap dan sesuai dengan barang yang dikirim, Secara fisik barang yang dikirim harus bebas dari hama yang sering merusak kayu, seperti hama Lyctus brunneus," ujar Mujiono selaku petugas yang melakukan pemeriksaan pada Kamis (14/9/2023).

Setelah dinyatakan bebas dari Organisme Penggagu Tumbuhan pasca pemeriksaan, PC dapat diterbitkan dan barangpun siap diberangkatkan. Kayu lapis senilai 365 juta rupiah ini akan dimuat menggunakan kapal Xintai Chang 273N dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Los Angeles, Amerika Serikat.

Baca Juga: Di Balik Senyum Salihen Dapatkan Cuan Dari Sapi Madura

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Cicik Sri Sukarsih menyampaikan,"Peluang ekspor kayu lapis ini masih besar, banyak negara yang membutuhkan, jadi jangan ragu melaporkan kegiatan ekspor kepada kami, kami siap memfasilitasi." (dit)

Editor : Syaiful Anwar