Warga Desa Teluk Dalam Demo Tambang Ilegal

Reporter : -
Warga Desa Teluk Dalam Demo Tambang Ilegal
Warga RT 1 Desa Teluk Dalam demo di tambang batu bara
advertorial

Keberadaan tambang ilegal di Desa Teluk Dalam meresahkan warga. Karenanya, warga RT 1 Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melakukan demontrasi di lokasi yang diduga tambang batu bara ilegal.

Aksi demo dilakukan warga setempat bersama Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim dan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) perwakilan Kukar. Setelah melakukan orasi di depan portal lokasi penambangan, warga menerobos masuk ke lokasi dan mendapati dua excavator, kemudian tumpukan tanah hasil galian.

Baca Juga: Kasatreskrim Polres Solok Selatan Ditembak Kepalanya oleh Kabag Ops, Diduga Karena Tambang

Demo ini merupakan bentuk kemarahan warga yang memuncak lantaran tak ada perlindungan di lokasi aktivitas tambang dilakukan. Warga juga kecewa karena aparat penegak keadilan dan pemerintah desa setempat juga tak mengambil tindakan apapun, padahal gesekan sosial terus terjadi.

“Kami warga Teluk Dalam meminta secara kemanusiaan agar hati aparat dan pengusaha tambang terketuk. Kami hanya warga biasa di sini dan menderita akibat aktivitas tambang ilegal, serta penumpukan itu,” kata warga RT 1, M Nasikin, pada Jumat (15/9/2023).

Baca Juga: Pekerjaan Urugan Dinas PUTR di Desa Sidoraharjo Tak Kunjung Direalisasikan

Nasikin menyebut warga mengeluhkan dampak yang mereka rasakan akibat keberadaan tambang tersebut. Apalagi aktivitas penambangan berada tak jauh dari permukiman, yakni hanya sekitar belasan sampai puluhan meter saja.

Kemudian cuaca panas membuat debu-debu beterbangan saat truk lalu-lalang mengangkut batu bara.

Baca Juga: Tragedi Berdarah di Muara Kate, 1 Orang Meninggal Dunia

Diungkapkan Nasikin, debu-debu itu sampai masuk ke dalam rumah dan mengganggu pernapasan. Demi alasan kesehatan, sejumlah warga terpaksa harus membawa anak-anaknya dan mengungsi ke rumah keluarganya. (ful)

Editor : Syaiful Anwar