Memahami Peristiwa Nakba, Penjajahan Israel Atas Palestina

Reporter : -
Memahami Peristiwa Nakba, Penjajahan Israel Atas Palestina
Peristiwa Nakba
advertorial

Penjajahan Israel atas Palestina dimulai sejak lama. Tahun 1948, terjadi peristiwa Nakba. Lebih dari 700.000 warga Palestina terusir dari rumah mereka selama pembentukan negara Israel.

Nakba adalah periode yang sangat traumatis bagi rakyat Palestina dan memiliki dampak jangka panjang pada struktur demografis dan politik wilayah tersebut.

Baca Juga: Kecaman Keras Jamaah Muslimin Terhadap Tentara Israel di Atas Mushaf Al Quran

Proses yang mengarah ke Nakba bermula pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika gerakan Zionis mendorong pembentukan sebuah negara Yahudi di Palestina.

Populasi Yahudi di wilayah tersebut pun meningkat, sebagian karena imigrasi, dan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab pun tumbuh.

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Rencana Pembagian Palestina, yang membagi wilayah tersebut menjadi dua negara, satu Arab dan satu Yahudi. Namun, pemimpin Arab menolak rencana ini, menyebabkan pecahnya konflik bersenjata.

Ketika Britania Raya mengakhiri mandatnya pada Mei 1948, dan negara Israel secara resmi diumumkan, perang skala penuh meletus antara pasukan Arab dan Yahudi. Dalam konflik ini, pasukan Yahudi, yang terdiri dari Haganah, Irgun, dan Lehi, melakukan serangkaian operasi militer terhadap desa-desa dan kota-kota Arab.

Salah satu insiden yang paling terkenal adalah pembantaian Deir Yassin pada April 1948, di mana menurut berbagai sumber, sekitar 107 hingga 120 penduduk desa Palestina tewas oleh para pejuang Irgun dan Lehi. Kejadian ini menimbulkan ketakutan di kalangan penduduk Palestina dan mendorong lebih banyak pengungsian.

Baca Juga: Insiden Black September, 1972

Pengusiran paksa dan pelarian itu bukan hanya akibat langsung dari pertempuran, tetapi juga karena kebijakan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Zionis.

Di banyak kasus, penduduk desa diintimidasi atau secara eksplisit dipaksa untuk pergi, dan rumah-rumah serta desa-desa mereka dihancurkan untuk mencegah kembalinya mereka, sebuah tindakan yang dilakukan untuk mengamankan demografi negara Yahudi yang baru.

Selain penghancuran fisik desa dan pengusiran, Nakba juga menyertakan penjarahan harta benda Palestina dan penolakan hak-hak sipil dan kewarganegaraan mereka di wilayah yang menjadi Israel.

Sebagian besar pengungsi Palestina berakhir di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Lebanon, dan Suriah, di mana banyak dari mereka dan keturunan mereka masih tinggal hingga hari ini.

Baca Juga: Pernyataan sikap DPP FPI Berkaitan dengan Peristiwa di Bitung, Sulawesi Utara

Sejak itu, kenangan Nakba tetap menjadi komponen penting dari identitas nasional Palestina, dan tanggal 15 Mei, hari setelah peringatan kemerdekaan Israel, diperingati sebagai Hari Nakba oleh orang Palestina dan pendukung mereka di seluruh dunia.

Ini merupakan hari untuk mengenang pengusiran dan kehilangan yang mereka alami, serta untuk menegaskan kembali tuntutan hak untuk kembali dan kompensasi bagi pengungsi Palestina. (*)

*) Konten oleh : @NathPribady

Editor : Ahmadi