Nasionalisme Gal Gadot Terhadap Israel

Reporter : -
Nasionalisme Gal Gadot Terhadap Israel
Gal Gadot
advertorial

Gal Gadot, aktris Hollywood yang lahir di Petah Tikva, Israel, pada 30 April 1985, ternyata memiliki latar belakang yang terbilang unik. Gal adalah keturunan Yahudi Austria, Yahudi Ceko, Yahudi Jerman, dan Yahudi Polandia. Kakek Gal dari pihak ibunya, Abraham Weiss adalah penyintas kamp konsentrasi Auschwitz.

Abraham kemudian pindah ke Israel, dan memiliki anak bernama Irit Weiss. Irit lalu menikah dengan seorang Sabra (keturunan Yahudi yang sudah beberapa generasi menetap wilayah yang menjadi negara Israel) yakni Michael Greenberg.

Baca Juga: Insiden Black September, 1972

Michael mengganti nama marganya dari Greenberg yang dalam bahasa Jerman berarti Gunung Hijau menjadi Gadot yang dalam bahasa Ibrani berarti Bantaran Kali. Setelahnya, puteri Michael dan Irit yakni Gal Gadot lahir di Israel, dan terdidik menjadi seorang nasionalis Yahudi sejati.

Gal mengawali karirnya sebagai model. Pada tahun 2004, Gal memenangkan kontes Miss Israel, dan mewakili negaranya pada kontes Miss Universe.

Gal Gadot ikut kontes Miss Universe

Baca Juga: Pernyataan sikap DPP FPI Berkaitan dengan Peristiwa di Bitung, Sulawesi Utara

Gal tetap memenuhi kewajibannya sebagai Warga Negara Israel dengan menjalani wajib militernya selama dua tahun di Israel Defense Forces (IDF), dan bertugas sebagai instruktur bela diri. Gal adalah penyandang sabuk hitam Karate dan Krav Maga (bela diri khusus prajurit Israel).

Selama berdinas militer, Gal mempelajari dasar-dasar kemiliteran, penggunaan senjata, serta pengoperasian kendaraan-kendaraan tempur. Ia mengakhiri masa baktinya dengan pangkat Sersan (Samal).

Salah satu film yang melambungkan nama Gal adalah The Fast & Furious (2009). Setelahnya, Gal dipercayakan untuk bermain dalam pembagai peran-peran dalam film-film Hollywood lainnya, termasuk Film DC Comics, Wonder Woman (2017).

Baca Juga: Alasan Adolf Hitler Membantai Orang Yahudi

Meski telah sukses menjadi artis Hollywood papan atas, Gal tidak melupakan jati dirinya sebagai seorang Yahudi Israel. (*)

*) Source : Neo Historia

Editor : Syaiful Anwar