Kelompok Nelayan Megaluh Buat Hutan Bantaran Untuk Kembangkan Ekowisata

Reporter : -
Kelompok Nelayan Megaluh Buat Hutan Bantaran Untuk Kembangkan Ekowisata
Supriyo, Ketua Komunitas Sekarmulyo
advertorial

Komunitas Sekarmuyo di Desa Turipinggir, melakukan kegiatan tanam pohon dan melakukan uji kualitas air di Sungai Brantas Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Kegiatan ini dalam rangka mendukung kawasan Ekowisata Sungai Brantas yang telah digagas oleh kelompok nelayan komunitas sekarmulyo atas dasar perlindungan terhadap Sungai Brantas di Megaluh, Kabupaten Jombang.

“Penanaman pohon yang kami lakukan di bantaran sungai adalah wujud dari penghijauan kawasan bantaran sungai supaya menjadi hutan bantaran, terbebas dari timbulan sampah dan bangunan permanen yang dapat mengurangi beban pencemaran sungai brantas sekaligus dapat menarik pengunjung di kawasan ekowisata yang kami bangun,” ungkap Supriyo, Ketua Komunitas Sekarmulyo.

Baca Juga: Puluhan Aktivis Lingkungan dan Akademisi Gelar Aksi Solidaritas Peduli Pantai Lewat Clean Up dan Audit Plastik

Priyo, sapaan akrabnya, menambahkan, pohon yang ditanam diantaranya pohon loa, nam naman, segawe dan kepuh. Harapannya, pohon loa ini nanti buahnya dapat menjadi makanan ikan, sehingga dapat menunjang aktivitas ekowisata yang praktiknya mengenalkan ikan lokal dan berbagai atraksi penangkapan ikan tradisional ramah lingkungan.

Komunitas Sekarmulyo juga melakukan pengujian kualitas air secara rutin setiap dua minggu sekali di Sungai Brantas. Pada hari Kamis 30 November 2023, hasil uji air ditemukan parameter fosfat 0,3 ppm sudah di atas baku mutu yang diperbolehkan sesuai PP.22 Tahun 2021 yaitu 0,2 ppm. Nitrat 4 ppm baku mutunya 10 ppm dan nitrit 0 ppm.

Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

“Kandungan fosfat yang tinggi di sungai dapat menstimulasi pertumbuhan alga sehingga sinar matahari yang masuk ke perairan akan berkurang, ketika alga mati bakteri akan memecahnya menggunakan oksigen terlarut dalam air. Dampaknya kualitas air akan menurun, dan mengancam kehidupan biota termasuk ikan di sungai,” ujar Alaika Rahmatullah, Divisi Edukasi Ecoton.

Berdasarkan laporan warga, belakangan ini sungai Dor yang mengalir ke Sungai Brantas Megaluh telah ditemukan kejadian ikan mati massal diduga akibat pembuangan limbah dan obat yang berdampak kepada kematian ikan. Hal ini sangat merugikan kelompok nelayan, karena berdampak pada pendapatan mereka yang semakin turun.

Baca Juga: Yayasan Konservasi Sungai Nusantara dan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Lakukan Sensus Serangga Air

“Kami akan tetap konsisten untuk melakukan patroli sungai, membangun kawasan bantaran sebagai lahan konservasi dan mendorong sinergitas dengan pemerintah daerah dalam rangka perlindungan sungai Brantas, karena komunitas kami dibentuk atas rasa keprihatinan terhadap menurunnnya kondisi Sungai Brantas dan rusaknya ekosistem yang berimbas terhadap kepunahan ikan endemik sungai Brantas,” ungkap Supriyo, Ketua Komunitas Sekarmulyo yang sudah berprofesi sebagai nelayan Brantas sejak tahun 1970. (kin)

Editor : Ahmadi