Opini
Jangan Adu Domba Polisi Dengan Rakyat
Pada Kamis (11/1/2024), media Tempo memberitakan tuduhan Sekjen PDIP, Hasto Kristianto, adanya tekanan oleh Kapolda Jawa Timur (Jatim) kepada salah satu Kepala Daerah dari PDI Perjuangan untuk tidak menghadiri acaranya di Jawa Timur, dan agar tidak fokus mendukung pasangan calon Presiden/Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurut Hasto, tekanan sejenis juga dilakukan kepada kepada pengusaha. Tuduhan Hasto itu juga tersebar dalam bentuk video.
Baca Juga: Ketua Umum PJI Mengecam Keras Kekerasan Terhadap Wartawan oleh Preman Tambang di Tuban
Kemarin, Jum’at (12/1/2024) Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Dirmanto klarifikasi atas tuduhan Sekjen PDIP itu.
Pada intinya, Polda Jatim menyanggah tuduhan Sekjen PDIP itu. Menurut Dirmanto, “Tuduhan itu sama sekali tidak benar”.
Dirmanto juga menegaskan bahwa atas perintah Kapolda Jatim, seluruh jajaran Kepolisian di Polda Jawa Timur tetap komitmen bersikap netral terhadap proses Pemilu.
Menjadi tanda tanya bagi saya, dalam tuduhan di video maupun di media Tempo tidak disebutkan Kepala Daerah mana yang katanya diintervensi Kapolda Jatim. Saya tanyakan ke Kabid Humas, tidak tahu.
Sereceh itukah mental Kepala Daerah?Mereka dipilih rakyat langsung. Buka saja ke publik bila memang ada intervensi atau tekanan. Saya harap politisi tidak membuat pola yang berpotensi mengadu domba rakyat dengan Polisi.
Silahkan Bung Hasto atau Kepala Daerah termaksud hubungi saya di 082131326180.
Saya juga jelas tidak akan setuju bila pembesar Polisi vulgar menunjukkan keberpihakan langsung ke salah satu paslon (pasangan calon Presiden-Wapres).
Dalam konteks ini, saya harap semua pihak, terutama para penggede politisi di Jakarta, memahami pentingnya menjaga stabilitas politik di Jawa Timur. Provinsi ini memiliki potensi besar menjadi percontohan harmoni dalam perbedaan, sebuah tauladan bagi seluruh bangsa.
Baca Juga: Persatuan Jurnalis Indonesia DPC Gresik Gelar Rapat Koordinasi
Khususnya para calon Presiden dan Wapres beserta tim suksesnya agar menjunjung tinggi etika berpolitik, menghormati prinsip demokrasi, dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu ketentraman di Jawa Timur. Politik yang sehat dan beradab perlu diwujudkan demi kepentingan bersama.
Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) berkomitmen memberikan pemberitaan yang obyektif dan berimbang selama proses pemilihan berlangsung. Saya tekankan agar jurnalis anggota PJI dan semua media massa untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif, tanpa ‘mengobok-obok’ kondisi kondusif yang telah terbangun dengan susah payah di Jawa Timur.
Dengan hormat, mari kita memandang masa depan Indonesia sebagai tanggung jawab bersama.
Saya berharap agar pemilihan kali ini dapat menjadi tonggak keberhasilan demokrasi di negeri ini, di mana setiap suara rakyat dihargai dan diakui. Saya yakin, dengan sikap tegas namun elegan, kita dapat menjaga integritas pemilihan dan meraih kemajuan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Ketua Umum PJI : Terbitkan Peraturan Kapolri untuk Mengakomodir Hak Wartawan
Pernah saya tegaskan dalam tulisan saya terdahulu yang viral diberitakan ratusan media pertengahan Desember 2023 lalu, saya tidak mau terlibat politik praktis, termasuk secara vulgar menunjukkan condong ke salah satu paslon.
Saya berhak memilih dan pasti akan memilih salah satu paslon. Saya punya pilihan. Tetapi saya sudah menetapkan diri saya sendiri untuk tidak secara vulgar menunjukkan condong ke salah satu paslon.
Saya putra daerah asli Surabaya, Jawa Timur. Surabaya Jawa Timur tempat kelahiran dan tumbuh kembang saya. Saya tidak rela perpolitikan di Jawa Timur yang sangat kondusif diobrak-abrik oleh siapapun juga. (*)
*) Penulis : Hartanto Boechori (Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia/PJI)
Editor : Syaiful Anwar