Karantina Jawa Timur Sertifikasi 150.000 Benih Lele Sehat untuk Dikirim ke Makassar
Ikan lele mudah dipelihara karena daya tahan tubuhnya kuat dan mudah beradaptasi, tapi bukan berarti tidak bisa sakit. Beberapa jenis penyakit ikan lele dapat menular ke lele lainnya.
Karantina Jawa Timur satuan pelayanan (satpel) Tanjung Perak melakukan tindakan karantina terhadap 150.000 benih lele dari Malang yang akan dikirim ke Makassar, Minggu (11/2/2024). Surat karantina diterbitkan setelah benih lele tersebut dinyatakan sehat.
Baca Juga: Modus Penyelundupan Lobster Pasir di Banyuwangi
"Dilakukan pemeriksaan apakah (benih lelenya) bebas dari penyakit karantina sesuai Kepmen KP no. 17 tahun 2021 seperti Aeromonas salmonicida, Edwardsiella ictaluri, Yersinia ruckeri dan Aphanomyces invadans," ujar Hardono, pejabat penanggung jawab Karantina Jawa Timur satpel Tanjung Perak.
Hardono, menuturkan bahwa benih lele tersebut akan dikirim menggunakan KM Dharma Kencana VII. Benih lele tersebut telah melalui pemeriksaan karantina di Pintu Pengeluaran Pelabuhan Tanjung Perak.
Baca Juga: Tokek Sembuhkan Penyakit Kanker, Mitos atau Fakta?
"Hasil pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi KAN berdasarkan SNI/ISO IEC 17025:2017, benih lele tersebut dinyatakan bebas dari penyakit karantina (negatif)," kata Hardono.
Hasil tindakan pemeriksaan fisik di lapangan juga tidak menunjukkan gejala klinis serangan penyakit. Seluruh persyaratan dinyatakan lengkap sehingga dapat diterbitkan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan Domestik (KI-D2).
Baca Juga: Di Balik Senyum Salihen Dapatkan Cuan Dari Sapi Madura
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jawa Timur (Karantina Jawa Timur), Muhlis Natsir di tempat terpisah menyampaikan, bahwa Jatim merupakan salah satu sentra pembenihan ikan dan udang di Indonesia. Kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya baik sehingga banyak diminati pasar luar pulau dan luar negeri.
"Karantina hadir untuk menjamin benih ikan yang dilalulintaskan bebas dari penyakit yang dapat menular pada ikan di daerah tujuan sehingga kerugian ekonomi dapat dihindari," ujar Muhlis. (dit)
Editor : Syaiful Anwar