Bocor Jejak Timah Sang Komandan

Reporter : -
Bocor Jejak Timah Sang Komandan
Harvey Moeis
advertorial

Total anggota grup percakapan "New Smelter" ini berjumlah 30 orang. Salah satunya adalah petugas penegak hukum berbintang 1. Perannya terungkap di persidangan Harvey Moeis, suami Sandra Dewi.

Kurang-lebih hanya 5 menit perjalanan dari Mabes Polri, bangunan megah beraroma Yunani kuno dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi berdiri kokoh. Bercat putih bersih, dinding gedung ini dihiasi ukiran dan nampak pula jendela jangkung khas bangunan Eropa di sana. Mewah dan megah, lagi terkesan elegan.

Baca Juga: Berfoya-Foya dengan Uang Negeri, Dewi Sandra Siap Masuk Jeruji

Berada di kawasan elit Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bangunan ini bernama The Tribrata Dharmawangsa. Sebuah gedung yang disewakan untuk berbagai event, mulai acara pernikahan, kegiatan sosial hingga rapat perusahaan. Katakanlah pernikahan glamor artis populer Baim Wong & Paula Verhoven yang digelar di tempat itu.

Ada pula pengajian 40 hari kematian Vanessa Angel & Febri Andriansyah, termasuk berbagai agenda penting sebuah lembaga penegak hukum karena memang tanah di bawah bangunan ini milik organisasi resmi pensiunan mereka.

Pada gedung yang dibangun untuk memberdayakan tanah mereka itu, terdapat juga 2 akses masuk timur dan barat, yang memungkinkan 2 acara berbeda digelar bersamaan. Di lantai dasar bahkan masih tersedia fasilitas berupa Opus Grand Ballroom seluas 1.650 meter².

Sedangkan di lantai 2 pun ada The Aria Ballroom & Terrace seluas 1.000 meter², beserta 11 ruang pertemuan yang berkapasitas 100-150 orang, plus Elisse Lounge, Doux et Doux, lalu jasa katering.

Untuk melengkapi kenyamanan tamu undangan dan pengguna, tersedia juga Hotel Sutasoma dengan fasilitas 111 kamar yang tersebar di 8 lantai, yang cuma berjarak beberapa langkah dari the Tribata.

Harga per malam tiap kamarnya berkisar Rp 1,4-2,75 juta. Hotel berbintang 4 ini juga dilengkapi lounge, bar, kemudian rooftop cafe. Tribrata Dharmawangsa berdiri resmi pada 12 Oktober 2018, kira-kira nyaris setahun sebelum peletakan batu pertama Hotel Sutasoma yang berlangsung pada 11 Juli 2019.

Kendati status tanahnya dikuasai organ pensiunan, akan tetapi faktanya bangunan ikut pula dikelola belasan perusahaan swasta, lantaran sebagian uang pembangunan memang berasal dari mereka.

Dari dokumen yang diperoleh Kejaksaan saat proses penyidikan, di antara yang tercantum andil adalah PT Guna Bhakti Sukses Bersama. Perusahaan yang bergerak mulai dari bidang pariwisata hingga kesehatan ini memiliki 20 juta lembar saham dengan total senilai Rp 200 miliar.

Baca Juga: Pejabat Polri Disebut Terlibat Korupsi Harvey Moeis di Kasus Tambang Timah

Per lembar saham harganya ditaksir Rp 10 ribu. Suparta tercatat memiliki 5.500 lembar saham yang nilai totalnya mencapai Rp 55 juta di perusahaan itu.

Dia pribadi adalah 1 dari 23 tersangka kasus korupsi timah yang sudah masuk tahap pengadilan, setelah PT Refined Bangka Tin (RBT) tertangkap basah melakukan aktivitas pertambangan timah ilegal. Di perusahaan smelter ini, Suparta tercantum sebagai direktur utama.

Seperti Suparta, pe Refined Bangka Tin RBT itu, pun sudah masuk persidangan. Dan ketika sidang lanjutan Harvey inilah kembali mencuat jejak kedekatan orang-orang di PT Refined Bangka Tin dengan petinggi sebuah lembaga penegak yang sama, melalui kesaksian Ahmad Samhadi.

Samhadi adalah GM PT Timah Tbk periode 2016-2022 dan Januari 2022-Juni 2023.

"Adminnya setahu saya, Kombes M****, P**** Kep. Bangka Belitung," ungkap Samhadi di Pengadilan Tipikor PN Jakpus pada 22 Agustus 2024 kemarin, ketika menjelaskan grup WhatsApp bernama "New Smelter".

Baca Juga: Uang Saku Untuk Sandra Dewi

Adapun M yang dimaksud Samhadi ialah MJ. Petugas yang sekarang bertugas sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba ini menjadi admin grup ketika masih berpangkat Kombes pada tahun 2016. Kala itu, personel yang kini berbintang 1 ini berposisi Dirreskrimsus di satuan penegak di Banga Belitung.

Pembuatan perkumpulan di aplikasi percakapan ini dikatakan untuk memudahkan PT Timah berkoordinasi dengan 5 smelter swasta yang berperkara dalam kasus timah. Grup ini memuat pula belasan perusahaan boneka yang dikendalikan 5 smelter.

Samhadi menyebut MJ hanyalah 1 dari 2 petugas yang berada di grup tersebut. Pihak lainnya adalah pejabat PT Timah, serta perwakilan smelter swasta yang berasal dari 22 perusahaan. Total anggota grup dikatakan sekitar 30 orang, termasuk Harvey Moeis.

Harvey sendiri diakui juga menjadi aktor yang mengendalikan keuangan perusahaan boneka, yang dia koordinasi lewat grup percakapan tersebut. (*)

*) Source : Jaksapedia

Editor : Syaiful Anwar