Investasi di Gresik Bernilai 20 Triliun Rupiah, Tak Sebanding dengan Serapan Tenaga Kerja

Reporter : -
Investasi di Gresik Bernilai 20 Triliun Rupiah, Tak Sebanding dengan Serapan Tenaga Kerja
Tampak dari atas, pabrik PT Freeport Indonesia di Gresik
advertorial

Dalam 6 bulan ini, tren investasi di Kabupaten Gresik mencatatkan angka yang cukup mentereng. Nilainya mencapai triliunan rupiah dan menjadi juara investasi di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Namun besarnya nilai investasi di Kabupaten Gresik tak sejalan dengan penyerapan tenaga kerja untuk mengimbangi ledakan bonus demografi. Selama kepemimpinan Fandi Akhmad Yani sebagai Bupati Gresik, pengangguran tak banyak berkurang. Bahkan, Gus Yani (panggilan Fandi Akhmad Yani) kelimpungan karena banyak warganya tidak terserap ke industri.

Baca Juga: Penelitian : Tenaga Kerja Asli Gresik Hanya Terserap 45% di KEK JIIPE Gresik

Dari data yang dirangkum oleh Media Lintasperkoro.com dari Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Timur, realisasi investasi di Kabupaten Gresik selama Januari hingga Juni 2024 (semester 1), tercatat Rp 20,7 triliun. Besaran nilai investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ini menempatkan Kabupaten Gresik sebagai juara investasi di Jawa Timur, dengan total investasi keseluruhan selama semester 1/2024 mencapai Rp 71.747.729.300.000.

Setelah Gresik yang berkontribusi 28,% terhadap total investasi di Jawa Timur, posisi berikutnya ialah :

2. Surabaya : Rp 13,9 triliun (19,4%)

3. Sidoarjo : Rp 8,4 triliun (11,7%)

4. Kabupaten Pasuruan : Rp 5,7 triliun (7,9%)

5. Kabupaten Kediri : Rp 2,9 triliun (4,0%)

6. Kabupaten Probolinggo : Rp 2,7 triliun (3,8%)

7. Kabupaten Malang : Rp 2,0 trilliun (2,8%)

8. Tuban : Rp 2,0 triliun (2,8%)

9. Kabupaten Mojokerto : Rp 1,9 triliun (2,6%)

10. Kota Malang : Rp 1,8 triliun (2,4%).

Dari investasi senilai Rp 20,7 triliun, terdapat 4.893 proyek yang menyerap sebanyak 13.858 tenaga kerja lokal dan 83 tenaga kerja asing (TKA).

Baca Juga: Menelisik Tata Kelola CSR PT Freeport Indonesia Dari Perspektif Pemberdayaan Dan Berkelanjutan

Dari sisi PMDN, Gresik menempati posisi ketiga, setelah Kota Surabaya (Rp 12,5 triliun), Sidoarjo (Rp 6,5 triliun). Nilai PMDN Gresik selama semester 1/2024 sebesar Rp 6,2 triliun. Berikutnya di posisi keempat ialah Kabupaten Kediri (Rp 2,8 triliun), lalu Kabupaten Probolinggo (Rp 2,2 triliun), Kota Malang (Rp 1,6 triliun), Lumajang (Rp 1,5 triliun), Tuban (Rp 1,4 triliun), Kabupaten Malang (Rp 1,2 triliun).

Top posisi lima ialah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 10,9 triliun), perumahan, kawasan, indutri dan perkantoran (Rp 5,6 triliun), perdagangan dan reparasi (Rp 5,1 triliun), industri makanan (Rp 4,01 triliun), industri kimia dan farmasi (Rp 2,3 triliun).

Dari sisi realisasi PMA, Gresik menempati posisi pertama dengan nilai investasi Rp 14,5 triliun. Kemudian Kabupaten Pasuruan (Rp 3,8 triliun), Sidoarjo (Rp 1,9 triliun), Surabaya (Rp 1,4 triliun), Bondowoso (Rp 0,9 triliun). Dilanjut Kabupaten Malang (Rp 0,8 triliun), Kabupaten Mojokerto (Rp 0,8 triliun), Kabupaten Tuban (Rp 0,6 triliun), Kabupaten Probolinggo (Rp 0,5 triliun), Lamongan (Rp 0,5 triliun).

Adapun sektor yang mendukung ialah sektor pertambangan (Rp 8,9  triliun), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 5,0 triliun), industri makanan (Rp 3,4 triliun), industri kimia dan farmasi (Rp 2,4 triliun), perdagangan dan reparasi (Rp 1,2 triliun).

Masih menurut data Dinas PMPTSP Jawa Timur, perusahaan yang berinvestasi dengan nilai jumbo di Kabupaten Gresik, antara lain berasal dari Amerika Serikat seperti PT Freeport Indonesia (Rp 8,587 triliun) dengan menyerap 2.536 pekerja. Dan PT Manyar Maju Refinery (Rp 2,638 triliun). Kemudian dari Hong Kong yaitu PT Hailiang Nova Material Indonesia dengan nilai investasi Rp 1,603 triliun.

Selanjutnya PT Smelting dari Jepang dengan nilai investasi Rp 209, 80 miiliar. Dan PT Xinyi Glass Indonesia dari China. PT Xinyi Glass Indonesia berinvestasi di industri mineral non logam sebesar Rp 615,46 miliar. Dan investasi di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 35,72 miliar.

Tidak cuma perusahaan skala besar. Untuk perusahaan kecil sekelas Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM), jumlah penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 61 proyek dengan nilai Rp 0,10 triliun dan pekerja 426 orang. Gresik berada di posisi keenam, setelah Surabaya (342 proyek senilai Rp 0,59 triliun dan 2.229 pekerja), Sidoarjo (Rp 0,26 triliun dari177 proyek dan pekerja 1.189 orang), Kota Malang (104 proyek, modal usaha Rp 01,5 triliun, dan pekerja 716 orang), Kabupaten Malang (85 proyek, nilai Rp 0,14 triliun dan 1.134 pekerja), dan Kabupaten Pasuruan (66 proyek senilai Rp 0,11 triliun, dan pekerja 661 orang).

Baca Juga: Peresmian Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik

Atas capaian itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Penghargaan diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Gresik, Aminatun Habibah di sela upacara peringatan Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya, pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

“Kami apresiasi atas peran semua pihak dalam keberhasilan ini. Ini hasil kerja bersama, yang menunjukkan bahwa Gresik merupakan wilayah yang ramah investasi,” kata Bu Min, panggilan Aminatun Habibah.

Tingginya jumlah pengangguran

Besarnya angka realisasi di Kabupaten Gresik ternyata tidak sebanding dengan jumlah pengangguran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, jumlah pengangguran di Gresik masih tinggi, dan berada di peringkat ke-7 dengan jumlah 50.368 orang. Di peringkat pertama ialah Surabaya (106.120 orang). Kedua, Kabupaten Sidoarjo (94.760 orang).

Peringkat berikutnya ialah Kabupaten Malang (86.484 orang), lalu Kabupaten Jember (59.716 orang), Kabupaten Kediri (52.753 orang), dan Kabupaten Banyuwangi (52.041 orang).

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2023, lapangan pekerjaan di Kabupaten Gresik yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah sektor jasa, yaitu 47,77 persen, diikuti sektor manufaktur yang menyerap sebanyak 38,02 persen tenaga kerja. Sisanya, diserap oleh sektor pertanian dengan porsi terkecil, yaitu sebesar 14,21 persen tenaga kerja.

Penganggur di Kabupaten Gresik pada Agustus 2023 didominasi oleh penduduk yang menamatkan pendidikan di tingkat SMA sederajat, yaitu 65,31 persen dari total penganggur. Nilai ini mengalami kenaikan drastis sebesar 14,60 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya, penganggur yang menamatkan pendidikan di tingkat SMP sederajat berada pada posisi kedua, yaitu sebesar 15,50 persen. (*)

Editor : Bambang Harianto