Profil Ketenagakerjaan dan Investasi di Kabupaten Gresik

Reporter : -
Profil Ketenagakerjaan dan Investasi di Kabupaten Gresik
Kawasan KEK Gresik
advertorial

Dilihat dari posisi geografis, Kabupaten Gresik berada pada lokasi yang sangat strategis bagi perekonomian nasional, karena terletak di selat Madura dan memiliki wilayah pesisir sepanjang 140 km. Hal ini menjadikan Kabupaten Gresik tergabung dalam Kawasan Andalan GERBANGKERTOSUSILA (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) dengan sektor unggulan industri, perdagangan dan jasa, pertanian, perikanan, dan pariwisata, sehingga diharapkan kawasan tersebut menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi bahkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi bagi daerah-daerah disekitarnya.

Dalam buku kajian berjudul ”Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik” yang ditulis oleh Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), yang diterbitkan pada Desember 2023, dan ditandatangani oleh Kepala Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan, Mohammad Mustafa Sarinanto disebutkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gresik tahun 2022 berdasarkan harga konstan senilai 108,80 triliun rupiah. Angka tersebut meningkat 12,67 triliun rupiah atau sebesar 13,17 persen dibandingkan tahun 2018. Dalam lima tahun terakhir struktur perekonomian di Kabupaten Gresik masih di topang lapangan usaha industri pengolahan sebagai penggerak utama perekonomian di Kabupaten Greik dengan kontribusi mencapai 49,78 persen di tahun 2022 meningkat 2,10 persen dibandingkan tahun 2018.

Baca Juga: Gambaran Umum KEK JIIPE Gresik, yang Ditargetkan Menyerap 199.818 Tenaga Kerja

Berdasarkan data BPS Kabupaten Gresik memiliki 628 perusahaan manufaktur berskala mengengah dan besar, jika dikelompokkan berdasarkan KBLI 2 digit, terdapat 13,38 persen industri menengah besar di Kabupaten Gresik yang merupakan Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia; berikutnya sebanyak 12,42 persen merupakan Industri Makanan; lalu diikuti oleh Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya sebanyak 12,10 persen. Dan untuk persentase jumlah masing-masing KBLI 2 digit lainnya tidak ada yang menyentuh angka lebih dari 10 persen.

Program keahlian yang berkaitan dengan KEK Gresik

Aspek yang didorong dalam pengembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Gresik yaitu keterkaitan antar sektor-sektor industri pengolahan dalam memanfaatkan output sektor ekonomi lainnya sebagai bahan baku. Pemanfaatan sumberdaya bahan baku dari suatu wilayah akan memberikan manfaat efektifitas sumberdaya yang dimanfaatkan suatu sektor dalam melaksanakan proses produksi.

Adanya keterkaitan antar sektor-sektor industri akan menghasilkan suatu aglomerasi yang dapat meminimisasi biaya produksi karena antar perusahaan-perusahaan yang berlokasi di tempat yang sama ini saling berbagi input produksi lokal (non traded input). Pemusatan industri-industri yang saling terkait ini tentunya dapat menurunkan ongkos transportasi secara signifikan.

Di Indonesia, tingginya biaya logistik dalam pengiriman barang dan jasa saat ini masih menjadi persoalan. Hal tersebut tercermin dari biaya logistik Indonesia mencapai 23,5% dari PDB pada kuartal pertama tahun 2021. Rincian biaya tersebut terdiri dari 8,9% biaya inventori, 8,5% transportasi darat, 2,8% laut, 2,7% administrasi, dan 0,8% biaya lainnya. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain seperti Singapura (8%) dan Malaysia (13%).

Indikator kinerja logistik antar negara tahun 2023 yang dikeluarkan oleh World Bank (Logistic Performance Index) juga menunjukkan bahwa kinerja logistik di Indonesia masih jauh dari kata memuaskan dengan menempati peringkat ke 63 dari 139 negara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, peringkat LPI Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara Singapura (1), Malaysia (31), Thailand (37), Filipina (47), dan Vietnam (50). Pembangunan KEK Gresik atau biasa disebut kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) menjadi salah satu upaya mengefisiensikan biaya logistik dengan mengintegrasikan kawasan industri dan pelabuhan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai tentu perlu didukung adanya ketersediaan Sumber Daya Manusia berkualitas di Kabupaten Gresik.

Jumlah Perusahaan Manufaktur Skala Menengah dan Besar di KEK Gresik

Kabupaten Gresik saat ini memiliki beberapa kawasan industri, diantaranya: Kawasan Industri Gresik, Kawasan Industri Maspion, dan Kawasan Industri Java Integrated Industrial Ports and Estate yang saat ini telah berubah status menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Gresik. Kawasan Industri Gresik (KIG) didirikan pada bulan November 1990 yang merupakan proyek joint venture antara PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Petrokimia Gresik. Lokasi KIG berada pada sebagian Kecamatan Kebomas dan sebagian Kecamatan Manyar dengan luas kawasan 135 ha dengan luas peruntukan 44 ha untuk lahan infrastruktur dan 91 ha untuk lahan komersial. Kedua, Kawasan Industri Maspion (KIM) yang dikembangkan dan dikelola PT. Maspion Industrial Estate. Lokasi KIM berada di Kecamatan Manyar dengan luas kawasan 341,5 ha yang terbagi untuk area industri seluas 242,5 ha dan seluas 99 ha untuk sarana dan infrastruktur.

Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gresik

Indikator pertama adalah Penduduk Usia Kerja (PUK). Secara definisi, PUK adalah penduduk yang berada pada usia produktif (15 tahun ke atas) meliputi baik itu penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk usia kerja di Kabupaten Gresik menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada periode 2018-2022 mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 16.321 orang atau 1,6 persen.

Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten Gresik 2018-2022

Jumlah PUK pada bulan Agustus 2022 mencapai 1.055.406 orang dengan komposisi 68,3 persen termasuk kedalam Angkatan Kerja, sedangkan 31,7 persen lainnya tergolong Bukan Angkatan Kerja. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan penduduk usia produktif yang siap bekerja di Kabupaten Gresik cukup melimpah.

Dilihat berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2022 jumlah PUK perempuan mencapai 536 ribu orang dengan kontribusi 50.86 persen sedangkan PUK laki-laki berjumlah 518 ribu orang atau berkontribusi 49.14 persen. Selisih antara PUK laki-laki dan perempuan sebesar ±18 ribu orang. Kondisi tersebut terjadi selama periode tahun 2018-2022

Penduduk Usia Kerja Di Kabupaten Gresik Menurut Golongan Umur 2018-2022Penduduk Usia Kerja Di Kabupaten Gresik Menurut Golongan Umur 2018-2022

Menurut golongan umur, PUK yang ada di Kabupaten Gresik pada tahun 2022 didominasi oleh penduduk yang berada di usia 30-34 dengan jumlah mencapai 116 ribu orang atau sekitar 11,08 persen. Pada Gambar terlihat bahwa terjadi penurunan PUK di Kabupaten Gresik pada usia 15-44 tahun dibandingkan tahun 2018. Sebelumnya rentang usai tersebut berkontribusi terhadap 63.90 persen PUK di Kabupaten Gresik tahun 2018. Namun, pada tahun 2022 kontribusinya menurun menjadi 61.31 persen. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa PUK di Kabupaten Gresik sudah mulai menua dan tambahan PUK yang lebih muda masih belum dapat mengimbanginya.

Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Gresik Menurut Golongan Umur 2018-2022

Baca Juga: Penelitian : Tenaga Kerja Asli Gresik Hanya Terserap 45% di KEK JIIPE Gresik

Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, struktur PUK di Kabupaten Gresik didominasi oleh lulusan tingkat pendidikan SMTA Umum dengan proporsi sebesar 29.89 persen di tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun 2018 dengan peningkatan sebanyak 64 ribu orang.

Namun, untuk PUK lulusan pendidikan rendah SMTP ke bawah masih tergolong tinggi dengan kontribusi 47.26 persen terhadap total PUK di tahun 2022 walaupun secara tren dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Ditambah lagi terjadi stagnasi pada lulusan pendidikan tinggi yang terlihat dari adanya penurunan persentase PUK baik dari pendidikan vokasi maupun universitas di tahun 2022 dibandingkan tahun 2018. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk mengurangi ketersediaan tenaga kerja yang berpendidikan rendah mengingat Investasi yang dilakukan di Kabupaten Gresik didominasi oleh investasi yang sifatnya padat modal ditambah lagi tingkat UMK Gresik menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Timur.

Indikator penduduk yang bekerja merupakan indikator yang menggambarkan capaian penyerapan tenaga kerja yang ada di Kabupaten Gresik. Perkembangan penduduk yang bekerja di Kabupaten Gresik pada tahun 2018-2020 sempat mengalami penurunan dari 638.846 di tahun 2018 menjadi 628.952 di tahun 2020. Pada tahun 2021 terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebanyak 37.182 orang dibandingkan tahun 2020. Namun demikian pertumbuhan PYB di tahun 2022 kembali mengalami perlambatan.

Bila diamati menurut lapangan usaha, persentase penduduk yang bekerja Penduduk yang bekerja di Gresik didominasi oleh pekerja industri pengolahan sebanyak 170,484 orang atau sekitar 25,66 persen di tahun 2022. Namun, angka tersebut mengalami penurunan terbesar sebanyak 27.392 orang dibandingkan tahun 2018. Selain itu, terdapat 5 lapangan usaha lainnya yang mengalami penurunan jumlah pekerja dibandingkan tahun 2018 yaitu Jasa pendidikan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial; Jasa keuangan; Real Estat; serta Pengadaan listrik dan gas.

Dilihat dari jenis jabatan yang diduduki oleh penduduk yang bekerja di Kabupaten Gresik dalam periode 2018-2022 didominasi oleh jabatan tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan dengan jumlah pekerja di tahun 2022 sebanyak 198 ribu orang atau berkontribusi 29.9 persen. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 23 ribu orang dibandingkan tahun 2018. Peningkatan tertinggi di tahun 2022 terjadi pada tenaga kerja operator dan perakit mesin dengan peningkatan 34 ribu orang menjadi 82 ribu orang. Seamakin berkembanganya industri di Kabupaten Gresik membuat permintaan akan tenaga kerja operator dan perakit mesin semakin meningkat.

Secara alamiah tidak semua angkatan kerja dapat seluruhnya bekerja atau tingkat pengangguran menjadi nol. Secara definisi, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi berharap mendapatkan pekerjaan, dan kegiatannya terdiri dari:

1) mencari pekerjaan

2) mempersiapkan usaha

3) tidak mencari pekerjaan karena alas an mereka tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa)

Baca Juga: Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP

4) tidak mencari pekerjaan karena sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Angka TPT dapat menjadi salah satu indikator yang menggambarkan ketersediaan kesempatan kerja yang ada di Kabupaten Gresik.

Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik menyiapkan Platform GRESIKPEDIA yang salah satu menunya GRESIKERJA yang berisi informasi mengenai data pencari kerja dan data lowongan pekerjaan yang ada di Kabupaten Gresik. Hal tersebut tentunya akan sangat membantu dalam mengurangi adanya asymmetric information antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan pencari kerja yang membuhkan pekerjaan. Platform ini sudah ada sejak tahun 2021. Dengan adanya platform tersebut pencari kerja Kabupaten Gresik tidak hanya dapat melihat semua lowongan pekerjaan yang aktif tetapi juga bisa memasukan lamaran melalui platform tersebut.

Pada tahun 2022, lowongan yang terdapat di platform tersebut berjumlah 771 posisi dengan jumlah peminat mencapai 35.624 orang. Di tahun 2023 hingga bulan juni lowongan yang tersedia mencapai 5.101 posisi dengan jumlah peminat 79.645 orang. Walaupun menunjukkan peningkatan namu masih terdapat tantangan yang dihadapi, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Gresik menyampaikan bahwa masih terdapat pelaku usaha yang belum memiliki akun pada platform tersebut sehingga masih memerlukan sosialisasi yang masif.

Ketersediaan tenaga kerja yang dapat mensupport KEK Gresik dapat terlihat dari jumlah serta profil lulusan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi seperti universitas atau politeknik serta pendidikan menengah formal seperti sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Selain melalui pendidikan formal juga dapat didukung oleh lulusan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan nonformal seperti lembaga pelatihan, lembaga kursus, dan lain-lain milik Pemerintah Pusat/Daerah maupun swasta.

Ketersediaan tenaga kerja yang berasal lulusan lembaga pendidikan formal tentunya sangat dipengaruhi dari jumlah sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Gresik. Berdasarkan data dari Kemendikbud RI, lembaga pendidikan menengah yang ada di Kabupaten Gresik terdiri atas 52 Sekolah Menengah Atas (SMA), 84 Madrasah Aliyah (MA), 61 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Untuk lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Gresik terdpat 28 perguruan tinggi yang terdiri atas: 5 berbentuk Universitas (Universitas Gresik, Universitas Internasional Semen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Kiai Abdullah Faqih Gresik, Universitas Qomaruddin), 2 berbentuk Institut (Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik, Institut Keislaman Abdullah Faqih Manyar Gresik), dan 21 perguruan tinggi yang lainnya berbentuk akademi dan sekolah tinggi. Dari data tersebut terlihat bahwa saat ini belum ada belum ada perguruan tinggi politeknik yang ada di Kabupaten Gresik.

Data dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Gresik terdapat 6.390 lulusan SMK di Kabupaten Gresik pada tahun 2023. Secara jenis keahlian, terdapat 43 jurusan keahlian yang tersebar di 61 SMK yang ada di Kabupaten Gresik. Lulusan terbanyak ebagian besar berasal dari jurusan Teknik yang umum seperti teknik pemesinan (1082 lulusan), diikuti teknik computer dan jaringan (769 lulusan), dan Teknik kendaraan ringan (627 lulusan). Setelah itu terdapat lulusan di bidang bisnis dan manajemen yaitu jurusan akutansi dan keuangan lemabaga dengan lulusan 556 lulusan.

Tidak hanya dari Lembaga pendidikan formal ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas juga dapat berasal dari lembaga non formal melalui pelatihan-pelatihan vokasional yang dilakukan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) ataupun oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kabupaten Gresik. (*)

Editor : Bambang Harianto