Mayoritas Wali Murid SMAN 1 Pesanggaran Setuju Study Observasi, Pemerhati Pendidikan Angkat Bicara
Rapat wali murid yang digelar di salah satu gedung SMAN 1 Pesanggaran pada Selasa (19/11/2024) pukul 11.00 WIB, menghasilkan kesepakatan mayoritas wali murid menyetujui agenda sekolah tersebut.
Berawal dari edaran permohonan angket yang diberikan pihak sekolah kepada wali murid beberapa bulan yang lalu, yang kemudian dikumpulkan kembali dengan tanda tangan dari para wali murid yang menyetujui, pihak SMAN 1 Pesanggaran kemudian mengadakan rapat untuk membahas agenda tersebut serta memberikan penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: APPM Banyuwangi Pertanyakan Edaran Study Observasi SMAN 1 Pesanggaran
Dari edaran angket yang dikembalikan ke sekolah, diketahui mayoritas wali murid, yaitu sebanyak 204 dari 291 menyetujui agenda Study Observasi yang akan diadakan pada bulan Januari 2025.
Hadir pada rapat tersebut, Kepala Sekolah SMAN 1 Pesanggaran, Kurnia Dewi, Ketua Komite Sekolah, dan Perwakilan Biro Perjalanan Wisata Merpati yang sudah dikenal malang melintang dan selalu ditunjuk kebanyakan sekolah untuk mengakomodasi acara tersebut.
Dalam sambutan singkatnya, Kepala Sekolah SMAN 1 Pesanggaran, Kurnia Dewi mengatakan berterimakasih kepada wali murid yang sudah mendukung acara tersebut.
"Terimakasih kepada bapak ibu semua yang sudah memberikan izin kepada putra putri untuk mengikuti kegiatan study observasi ini," ungkapnya.
Selain itu, Kurnia Dewi menjelaskan kegiatan study observasi ini tidak wajib diikuti oleh murid kelas Xl di sekolahnya.
"Acara ini tidak wajib diikuti, ini bentuknya sunnah. Jadi bagi yang ikut monggo, dan yang tidak ikut juga tidak apa-apa. Dan untuk murid yang yatim piatu akan digratiskan dalam mengikuti agenda ini," jelasnya.
Pada kesempatan itu juga, Ketua Komite SMAN 1 Pesanggaran, Suburyanto turut menyampaikan rasa terimakasihnya kepada wali murid yang sudah memberikan persetujuannya dengan menandatangani angket permohonan wali murid untuk agenda study observasi yang diberikan pihak sekolah.
Ketua komite yang telah menjabat selama bertahun-tahun di SMAN 1 Pesanggaran serta merangkap Ketua Komite di SMPN 1 Siliragung tersebut juga mengatakan, "Jangan bosan-bosan kalau bapak ibu harus ketemu saya di tiap rapat. Karena tugas komite ya seperti ini, bapak ibu. Dan untuk bapak ibu ketahui, uang yang sudah bapak ibu berikan ke bendahara sekolah sudah manjadi bangunan tingkat di depan. Dan lagi, SK saya sebagai Ketua Komite berakhir pada Agustus 2025. Jadi tidak bisa dipaksa mundur terkecuali meninggal dunia, terlibat kasus asusila dan korupsi," bebernya.
Tidak hanya Kepala Sekolah dan Ketua Komite yang memberikan penjelasan. Perwakilan dari biro perjalanan wisata atau EO yang ditunjuk, juga menguraikan besaran uang yang dibutuhkan oleh tiap murid untuk acara study observasi tersebut beserta fasilitas yang didapatkan.
Setelah diberikan sesi tanya jawab, akhirnya mayoritas wali murid yang menyetujui acara study observasi tersebut memutuskan memilih opsi kedua, yaitu tujuan Semarang-Jogja dengan besaran biaya Rp. 1.650.000,- dari opsi pertama yaitu Jogjakarta-Bandung-Jakarta dengan biaya Rp. 2.000.000 tiap siswa.
Nugroho alias Ipung, aktivis dan pemerhati pendidikan saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon ikut angkat bicara mengenai acara study tour yang berubah nama menjadi study observasi ini.
"Apa yang sudah diputuskan bersama dengan mayoritas suara wali murid harus kita hormati. Dari sini nantinya bisa semakin kita perhatikan, sejauh mana manfaat yang didapat dari acara study observasi ini, yang terus terang manfaatnya hanya plesiran rame-rame dan gak sebanding dengan resikonya. Tupoksinya sama itu, study observasi sama study tour yang penuh polemik itu," terangnya.
Disisi lain, lpung mengapresiasi apa yang disampaikan Kepala SMAN 1 Pesanggaran.
"Saya apresiasi beliau yang akan memberikan biaya gratis bagi siswa yatim piatu, itu bagus. Namun yang memang harus digaris bawahi, tidak ada kewajiban mengikuti acara seperti ini, karena ini tidak termasuk dalam kurikulum belajar. Perkara banyak wali murid yang menyetujui, sekali lagi harus dihormati karena itu adalah pilihan, dan pilihan itu harus siap dengan konsekuensinya, membayar uang study observasi tersebut dan juga atas faktor keamanan serta keselamatan," imbuhnya.
Masih dalam sambungan telepon, saat disinggung kenapa selalu biro perjalanan wisata MERPATI yang kebanyakan selalu ditunjuk sekolah-sekolah di Kabupaten Banyuwangi untuk agenda seperti ini, apakah mungkin ada deal to deal antara pihak biro pariwisata dengan pihak sekolah? Laki-laki yang gemar mengoleksi benda-benda antik dan hobi bonsai tersebut mengatakan, "Soal itu Saya tidak tahu, tidak mau menerka berkata. Wallahualam saja. Saya berpikir baik saja, mungkin fasilitas yang diberikan lebih baik atau harga lebih murah dari kompetitor yang lain. Sudah ya, kita do'akan saja semoga acara study observasi itu berjalan lancar dan semua diberikan keselamatan." (*)
Editor : Bambang Harianto