Kisah Wanita Lulus Sidang Skripsi Rayakan dengan Foto di Depan Rumah Gubuknya
Desa Ollot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara, menjadi saksi bisu atas perjuangan yang luar biasa dari seorang gadis muda bernama Sri Wulandari Lomuli, atau akrab dipanggil Wulan.
Cerita inspiratif ini telah menjadi sorotan di berbagai media sosial, memikat hati netizen dengan perjalanan mengharukan yang dialami oleh Wulan dan ayahnya.
Baca Juga: Kepala Bakamla RI Tanda Tangani Kerja Sama dengan Universitas Sam Ratulangi
Meski sang ayah, seorang petani, menghadapi keterbatasan pada penglihatan, kegigihan dan tekadnya mampu membawa Wulan meraih mimpi setinggi langit, yaitu menyelesaikan studi hingga tingkat perguruan tinggi. Sebuah pencapaian luar biasa yang patut diapresiasi.
Wulan berhasil mencatatkan namanya sebagai lulusan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, dengan meraih gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) pada 21 Januari 2022 lalu.
Kecemerlangan akademisnya tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, namun juga sukses membanggakan orang tuanya dan menginspirasi banyak orang.
Sang ayah, dengan segala keterbatasannya, menjadi pahlawan sejati bagi Wulan. Meski menghadapi tantangan dalam bekerja sebagai petani dengan keterbatasan penglihatan.
Dia berhasil mengumpulkan dana untuk membiayai pendidikan anaknya. Keberhasilan ini bukan hanya kisah perjuangan seorang gadis, tetapi juga cerita tentang cinta dan pengorbanan seorang ayah.
Kisah Wulan tidak hanya tersebar di kalangan teman-temannya, melainkan telah merambah ke dunia maya. Wulan dengan bangga membagikan kisahnya melalui beranda Facebook dan akun TikTok pribadinya.
Postingan tersebut dengan cepat menjadi viral, mendapat lebih dari 4 ribu kali dibagikan dan lebih dari 6 ribu like. Netizen tak hanya terpukau oleh kesuksesan Wulan, tetapi juga terinspirasi oleh perjuangan sang ayah yang begitu luar biasa.
Dalam satu postingannya, Wulan menceritakan bahwa foto yang beredar di media sosial diambil setahun yang lalu, usai menyelesaikan ujian skripsi.
Setelah ujian, Wulan langsung pulang ke rumah untuk memberitahu orang tuanya tentang keberhasilannya menyelesaikan skripsi.
Rasa syukur kepada Allah SWT tidak terpisahkan dari ucapan terima kasih Wulan kepada kedua orang tuanya yang telah memberikan dukungan tanpa batas.
"Terima kasih papa mama atas dukungan untuk kita masuk perguruan tinggi Universitas Sam Ratulangi Manado, dan Alhamdulillah, pulang dengan selesai," ujar Wulan, penuh syukur.
Keberhasilan Wulan tidak hanya didukung oleh kebijakan Tuhan, tetapi juga oleh jerih payah sang ayah dan ibu di kebun.
Hasil panen dari kebun mereka tidak hanya menjadi penyokong kehidupan sehari-hari keluarga, tetapi juga sumber dana untuk membiayai pendidikan Wulan.
Sang ayah, meskipun memiliki keterbatasan fisik pada mata, tetap tegar dan semangat dalam bertani.
Wulan dengan rendah hati bersyukur atas kekuatan dan ketegaran sang ayah yang mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
Keterbatasan mata yang menjadi ujian bagi sang ayah, ternyata menjadi berkah tersendiri. Dibalik itu, sang ayah mampu memberikan fasilitas pendidikan yang baik untuk Wulan, memungkinkannya menempuh pendidikan tinggi.
Kisah mengharukan Wulan Lomuli tidak hanya menjadi penceritaan inspiratif, tetapi juga momentum bagi kita semua untuk menghargai perjuangan, cinta, dan pengorbanan orang tua yang tak terhingga.
Wulan adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih impian, asalkan ada tekad dan cinta yang besar. (*)
Editor : Syaiful Anwar