Gugatan Ari Bias Vs Agnez Mo, Vocalis Band Gigi Beri Tanggapan

Gugatan pencipta lagu atau composer, Ari Bias terhadap Penyanyi Agnes Monica (Agnez Mo) mengundang komentar dari Vocalis Band Gigi, Armand Maulana. Untuk diketahui, gugatan Ari Bias tentang hak cipta yang dimohonkan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan agar Agnez Mo membayar denda Rp1,5 miliar.
Hak cipta yang digugat berupa Lagu ”Bilang Saja” ciptaan Ari Bias. Minola Sebayang, kuasa hukum Ari Bias berkata, Agnez Mo telah melakukan pelanggaran hak cipta karena menggunakan secara komersil lagu ciptaan penggugat ”Bilang Saja” pada tiga konser tanpa izin penggugat [Ari Bias] selaku pencipta.
Baca Juga: Andy Rif: Nyaris Jadi Vokalis Dewa 19 dan Gigi
Tiga konsernya, yakni konser di Surabaya pada 25 Mei 2023, konser di Jakarta pada 26 Mei 2023, dan konser di Bandung pada 27 Mei 2023. Pelanggaran dan dendanya, seperti konser 25 Mei 2023 di Surabaya dengan denda Rp500 juta, kemudian konser 26 Mei 2023 di Jakarta Rp500 juta, dan konser 27 Mei 2023 di Bandung Rp500 juta.
Menurut Minola, pihaknya sudah somasi Agnez Mo, tapi tidak digubris sehingga pihak Ari Bias menindaklanjuti kasus tersebut dengan membuat laporan ke Bareskrim Polri pada Juni 2024. Kini diputuskan Agnez Mo melakukan pelanggaran hak cipta.
Minola Sebayang mengatakan bahwa gugatan perdata itu didaftarkan pada Rabu (11/9/2024) dengan nomor perkara 92/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2024/PN Niaga Jkt.Pst.
Menanggapi itu, Vocalis Band Gigi, Armand Maulana melalui akun Instagram armandmaulana04 turut prihatin dengan polemik tersebut.
“Menanggapi permasalahan Agnez Mo dan Ari Bias, saya jadi bingung. Yang seharunya penyanyi dan pencipta lagu/komposer dari jaman dulunya adalah teman, sahabat, saudara, untuk bersinergi menghasilkan karya terbaik, eh ini malah jadi berseberangan. Bahkan sekarang sudah di babak Pengadilan. Buat saya ini sangat memprihatinkan,” kata Armand Maulana.
“Saya bukan fokus ke masalah Agnez Mo dan Ari Bias. Tapi ini permasalahan lebih besar dari itu. Ini akan menjadi permasalahan besar yang akan menjadi saling bermusuhan, saling sikat menyikat antar sesama insan musik dan parahnya memporak-porandakan ekosistem musik yang baru saja terbentuk menjadi baik (sebenarnya masih jauh dari sempurna) kembali lagi ke jaman seperti dulu di era kakak-kaka kita tahun 70-80-an yang betul-betul dirugikan terasa tidak pernah di atas angin atas karyanya,” ungkap Armand Maulana.
Armand Maulana mengajak seluruh insan musik, agar ngobrol bersama dengan niat memperbaiki ekosistem musik Indonesia.
“Eksosistem disini tuh bukan hanya penyanyi dan pencipta lagu, tapi seluruh yang terlibat. Dari promotor, EO (event organizer), LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional), Pemerintah, dan sebagainya. Paling benci ada orang atau sekelompok orang yang merusak sistem hanya ntuk kepentingan dirinya saja, dan Indonesia ini sudah sangat menjadi lumrah yang akhirnya sesama kita ini akan terus jalan di tempat bahkan tenggelam, tidak pernah ada.,” ujar Armand Maulana. (*)
Editor : Bambang Harianto