Tim Stranas PK Kunjungi Pelabuhan dan Bandara di Jawa Timur
Setelah berkunjung ke Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Gresik dan Bandar Udara Juanda, menjadi tiga lokasi terakhir rangkaian kunjungan, untuk aksi reformasi tata kelola pelabuhan dan bandar udara di Jawa Timur oleh Tim Stranas PK (4-6/10). Unit Pelaksanan Teknis Badan Karantina Indonesia di Surabaya, mendukung penuh dan mengikuti seluruh rangkaian kunjungan aksi reformasi ini.
Febriyantoro, tenaga ahli Tim Stranas PK, berdialog langsung dengan segenap jajaran CIQP dan CIQS, stakeholder, agen dan pemerintah daerah setempat, dalam penerapan Single Submission Quarantine Customs (SSmQC) dan SSm pengangkut di Jawa Timur.
Baca Juga: Modus Penyelundupan Lobster Pasir di Banyuwangi
Menurut Febriyanyoro penerapan SSmQC generasi pertama di Pelabuhan Tanjung Perak sudah berjalan dengan baik.
"Improvementnya bagus dan terukur. Sedangkan untuk SSm Pengangkut masih ada layanan second port yang belum menerapkan. Baru direct shipment yang menerapkan. Hal ini menjadi bahan evaluasi oleh Stranas PK. Sehingga diberikan waktu satu sampai dua minggu untuk proses implementasinya," jelasnya
Lebih lanjut, Febriyantoro memberikan apresiasi untuk Pelabuhan Gresik.
"Terima kasih untuk implementasi NLE, sudah ada proses yang berjalan cukup baik. Saya harap dalam minggu ini, Pelabuhan Gresik harus melalui SSm pengangkut dan probis generasi kedua,” ungkap Toro dalam kunjungannya di Pelabuhan Gresik.
Febriyantoro menambahkan selain melakukan kunjungan untuk koordinasi, pihaknya juga meminta masukan dari pengguna layanan dalam perjalanan implementasi digitalisasi ini apakah masih ada pungli atau masih ada hal tidak baik lainnya.
Baca Juga: Tokek Sembuhkan Penyakit Kanker, Mitos atau Fakta?
"Kita semua harus by system dan harus dimatangkan, karena jika ada kendala dalam satu sistem, maka akan berpengaruh terhadap yang lain,” ungkapnya lagi.
Beralih saat berdialog di kantor Angkasa Pura 3, Bandar Udara Juanda, untuk evaluasi utility SSmQC di Bandar Udara Juanda, Toro menyampaikan, “Jika mau ada perubahan, ayok dari habit yang buruk, ke habit yang baik dalam proses layanan publik. Karena capture layanan public adalah dari layanan public itu sendiri.”
Menurutnya, keterbukaan itu penting, supaya bisa belajar mana yang benar, kami tidak ingin di bandara jadi tempat cawe-cawe. Stop pihak yang bertindak cawe-cawe, karena menyebabkan biaya logistik tinggi.
Kepala UPT Barantin Surabaya, Cicik Sri Sukarsih yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Aksi Stranas PK di Jawa Timur menyampaikan bahwa, SSmQC generasi kedua sudah diimplementasikan di pelayanan kantor wilayah kerja Gresik, kecuali untuk kawasan berikat.
Baca Juga: Di Balik Senyum Salihen Dapatkan Cuan Dari Sapi Madura
“Untuk pemeriksaan komoditas yang seharusnya selesai di lini 1 sudah kami tindak lanjuti dengan penyusunan SOP bersama. Untuk pemeriksaan yang harus selesai di lini satu low risk dan midle risk. Namun untuk high risk, kita akan lakukan pemeriksaan Inslalasi Karantina atau tempat lain,” pungkas Cicik.
Nilai utility implementasi SSmQC dan SSm Pengangkut menjadi tolak ukur keberhasilan dalam proses pelayanan publik.
Kunjungan aksi ini dilakukan langsung ke Terminal Petikemas Surabaya (TPS) selain sebagai Tempat Pemeriksaan Karantina (TPK) dan juga sebagai tempat lokasi perlakuan fumigasi dan pemeriksaan kulit garaman. Dilanjutkan ke Pelabuhan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) PT Siam Maspion Terminal dan PT Wilmar Nabati Indonesia, selanjutnya ke Bandar Udara Juanda. (kin)
Editor : Ahmadi