Sungai Darmo Kali Surabaya Berbusa Akibat Akumulasi Limbah Domestik

Reporter : -
Sungai Darmo Kali Surabaya Berbusa Akibat Akumulasi Limbah Domestik
Pengukuran kadar zat dalam air
advertorial

Menindaklanjuti adanya buih putih di Sungai Darmo Kali Surabaya, yang  berada di Keputran, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, pada Rabu lalu (11/10/2023), ECOTON bersama Komunitas TCC (Trash Control Community) melakukan uji kualitas air meliputi fosfat, DO, TDS, Ph, dan Suhu pada Kamis (12/10/2023).

Saat mengunjungi lokasi tersebut, pada pukul 10.00 WIB, Sungai Darmo Kali tidak terlihat banyak busa sebagaimana kondisi awal temuan pada Rabu (11/10/2023), yaitu air sungai dipenuhi busa, namun terlihat adanya lapisan licin bekas sabun di permukaan Sungai. Kemudian buih putih baru muncul pada pukul 12 siang. Tim ECOTON dan TCC melakukan uji di dua waktu tersebut, saat tidak terdapat buih putih dan saat ada buih putih. Hasil parameter uji fosfat pada kedua waktu tersebut masing -masing 2.2 ppm dan 2.8 ppm. 

Baca Juga: Puluhan Aktivis Lingkungan dan Akademisi Gelar Aksi Solidaritas Peduli Pantai Lewat Clean Up dan Audit Plastik

Hasil parameter uji DO (dissolved oxygen) adalah 2.6 mg/l. Angka tersebut melebihi baku mutu yang telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 untuk kegunaan air kelas 2, yaitu untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman.

“Buih putih (busa) itu muncul kalau pompanya dinyalakan. Biasanya 2 sampai 3 jam sekali, dan lama kelamaan hilang sendiri karena ada angin,” tutur Yono warga Darmo Kali Surabaya.

Ziadatur Rizqiyyah selaku Founder TCC sekaligus mahasiswa Biologi ITS menjelaskan bahwa bukan pertama kali fenomena sungai berbuih ditemukan. Di lokasi lain di Surabaya tepatnya di Sungai Kalidami juga kerap ditemukan adanya fenomena tersebut, bahkan lebih parah. Buih putih diduga berasal dari akumulasi limbah domestik, salah satunya limbah pemakaian deterjen dan sabun cuci yang tidak dikelola sehingga busa terakumulasi di rumah pompa dan dibuang langsung ke Sungai Darmo Kali dan menyebabkan Sungai berbuih.

Alaika Rahmatullah selaku Peneliti ECOTON menjelaskan bahwa, “Sebagian besar deterjen yang dijual di toko-toko dan digunakan oleh masyarakat mengandung sekitar 40% surfaktan. Senyawa ini termasuk non biodegradable atau tidak dapat terurai di alam dan menyebabkan adanya busa atau buih putih di perairan. Limbah detejen dari beberapa sumber yaitu pemukiman atau perekonomian mengalir ke rumah pompa, sehingga ketika rumah pompa beroperasi akan menimbulkan adanya buih putih atau busa yang melimpah.” 

Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

Saat tim melakukan uji air, ditemui juga para pemancing, biasanya ikan yang didapatkan adalah ikan sapu-sapu, ikan mujair dan ikan lele. Hal ini dikhawatirkan polutan-polutan yang berasal dari limbah domestik masuk ke ikan yang kemudian berpotensi untuk memberikan dampak kesehatan apabila dikonsumsi.

Ziadatur Rizqiyyah menyatakan bahwa ikan adalah salah satu biota air yang dapat digunakan sebagai bioindikator tingkat pencemaran air Sungai. Saat melakukan uji air, banyak pemancing yang mendapatkan ikan sapu-sapu (Hypostomus sp.) dan Ikan Lele (Clarias sp.). Jenis ikan tersebut mampu hidup di perairan kotor dan berlumpur (tercemar) atau dapat mentolerir kondisi air tercemar.

Adanya Sungai berbuih putih di beberapa lokasi di Surabaya perlu ditangani secara serius. 

Baca Juga: Yayasan Konservasi Sungai Nusantara dan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Lakukan Sensus Serangga Air

Dr. Daru Setyorini, M.Si selaku Direktur Eksekutif ECOTON menjelaskan bahwa saluran limbah sebelum intake rumah pompa dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah cair menggunakan teknologi biofilter tanaman air penyerap limbah dengan dilengkapi aerator untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air agar bakteri pengurai limbah organik dapat bekerja dengan optimal.

Dalam kasus fenomena Sungai berbuih atau berbusa ini, Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan penelusuan sumber penghasil limbah deterjen untuk memastikan asal muasalnya, apakah dari limbah rumah tangga atau industri, menguji kadar deterjen MBAS, fosfat, klorin dalam air sungai dan sedimen dasar sungai di semua inlet rumah pompa banjir di wilayah Kota Surabaya, serta melakukan analisis yang sama untuk air buangan selama rumah pompa dioperasikan, memulihkan pencemaran limbah deterjen dan memelihara kualitas air buangan rumah pompa agar selalu memenuhi baku mutu limbah rumah tangga berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 dengan cara mengeruk sedimen dasar perairan di sekitar inlet rumah pompa dan mengolah sedimen dengan cara yang aman untuk menghilangkan kadar limbah deterjen yang terakumulasi dalam sedimen, membangun instalasi pengolahan air limbah rumah tangga di semua rumah pompa untuk mengolah limbah cair sebelum dipompa ke perairan penerima dengan activated sludge dan aerator yang memadai. (kin)

Editor : Ahmadi