Pablo Escobar Raja Kokain Kolombia

Reporter : -
Pablo Escobar Raja Kokain Kolombia
Pablo Emilio Escobar Gaviria
advertorial

Pablo Emilio Escobar Gaviria lahir pada 1 Desember 1949, di Rionegro, Kolombia, dalam keluarga kelas menengah. Ayahnya, Abel de Jesús Dari Escobar, adalah seorang petani, sementara ibunya, Hermilda Gaviria, adalah seorang guru sekolah. Sejak usia muda, Escobar sudah menunjukkan minat pada kekayaan dan kekuasaan, dan ia dikenal sebagai anak yang ambisius dan cerdas.

Escobar memulai karier kriminalnya dengan kegiatan kecil seperti menjual barang-barang curian dan pemalsuan dokumen. Namun, ambisinya untuk mencapai kekayaan yang luar biasa mendorongnya untuk terlibat dalam perdagangan narkoba, terutama kokain, yang pada saat itu mulai menjadi komoditas yang sangat menguntungkan.

Baca Juga: Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu

Kebangkitan dalam Bisnis Narkoba

Di bawah kepemimpinan Escobar, Kartel Medellín tumbuh menjadi organisasi kriminal terbesar di dunia. Escobar berhasil mengendalikan hampir 80% pasokan kokain global pada puncak kekuasaannya. Kokain yang diproduksi di Kolombia diselundupkan ke Amerika Serikat dalam jumlah besar, menjadikan Escobar salah satu orang terkaya di dunia. Dengan kekayaan yang mencapai $30 miliar, ia tidak hanya memiliki kekuatan finansial yang luar biasa tetapi juga pengaruh politik yang besar di Kolombia.

Kekayaan Escobar begitu besar hingga ia harus menyimpan sebagian besar uangnya dalam bentuk tunai. Banyak dari uang ini hilang akibat dimakan tikus atau rusak karena dikubur di tempat-tempat yang tak terlacak. Escobar bahkan menghabiskan sekitar $2.500 per bulan hanya untuk membeli karet gelang yang digunakan untuk mengikat uang tunainya.

Namun, kekayaan ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi ambisinya; Escobar juga menggunakannya untuk membangun citra sebagai dermawan. Ia menyumbangkan uang untuk masyarakat miskin di Medellín, membangun perumahan, lapangan sepak bola, dan sekolah. Ini membuatnya mendapatkan dukungan dari sebagian rakyat Kolombia, yang melihatnya sebagai pahlawan.

Kekuasaan dan Kebrutalan

Baca Juga: Pengungkapan Kasus Clandestine Lab Jaringan Tiongkok di Bali

Namun, di balik citra dermawan ini, Escobar adalah seorang yang brutal dan tak kenal ampun. Ia tidak segan-segan membunuh siapa pun yang menghalangi jalannya, termasuk polisi, pejabat pemerintah, jurnalis, dan warga sipil. Pada 1989, ia memerintahkan pembunuhan calon presiden Kolombia, Luis Carlos Galán, yang berkomitmen untuk memberantas perdagangan narkoba. Ini adalah salah satu dari ribuan pembunuhan yang dilakukan oleh Escobar selama masa kejayaannya.

Salah satu taktik Escobar yang paling terkenal adalah "plata o plomo" (perak atau timah), yang berarti bahwa para pejabat harus memilih antara menerima suap atau menghadapi kematian. Strategi ini membuatnya hampir tak tersentuh oleh hukum, karena banyak pejabat yang memilih untuk menerima suap daripada berhadapan dengan ancaman maut. Kekuasaan Escobar begitu besar hingga ia mampu meledakkan pesawat Avianca Flight 203 pada 1989, yang menewaskan 110 orang, hanya untuk membunuh seorang calon presiden yang dianggap mengancam bisnisnya.

Akhir dari Kekuasaan

Baca Juga: Bongkar Kasus Narkotika di Perairan Aceh Tamiang

Pada 1980-an, tekanan internasional, terutama dari Amerika Serikat, meningkat untuk menangkap Escobar. Pemerintah Kolombia membentuk satuan tugas khusus yang dikenal sebagai "Los Pepes" (Orang-orang yang Dianiaya oleh Pablo Escobar), yang bekerja sama dengan pasukan keamanan untuk menghancurkan jaringan Escobar.

Setelah bertahun-tahun dalam pelarian dan perang berdarah dengan pemerintah, Escobar akhirnya ditemukan di tempat persembunyiannya di Medellín pada 2 Desember 1993, sehari setelah ulang tahunnya yang ke-44. Ia tewas dalam baku tembak dengan pasukan Kolombia, meskipun ada spekulasi bahwa ia mungkin saja bunuh diri untuk menghindari penangkapan. (*)

*) Source : Pebmosby

Editor : Bambang Harianto