Sukses Berbisnis Alpukat

Reporter : -
Sukses Berbisnis Alpukat
Alpukat

Buah alpukat dijuluki sebagai “emas hijau”. Harganya yang stabil dan kandungan yang terdapat dalam daging alpukat inilah yang membuat buah alpukat digemari banyak masyarakat.

Dari bayi hingga lanjut usia, alpukat menjadi makanan yang baik dikonsumsi. Tidak hanya dimakan secara langsung, alpukat juga sering jadi bahan campuran makanan dan minuman. Misalkan paduan es teller, pasta, dan lainnya.

Potensi buah alpukat yang besar inilah, menjadikan petani banyak membudidayakannya. Lantas seperti apa tips dan trik sukses membudidayakan buah alpukat sampai ke distribunya penjualannya.

Arif dari Jadipossible Business berbagi pengalamannya berbisnis alpukat. Katanya, agribisnis itu peluang besar buat anak daerah (desa). Karena mereka punya akses ke lahan, tanaman lokal, dan pasar yang potensial. Masalahnya banyak yang belum tau cara memaksimalkan peluang ini.

Kalo bukan anak daerah atau tinggal di perkotaan? Juga bisa kok, asal punya skema kerjasama yang win-win dan tahu risiko + mitigasinya.

Kebanyakan orang cuma bergantung ke tengkulak/penebas yang ambil untung besar, atau mikir tidak bisa mulai bisnis tanpa modal besar.

Tips 1: Start Small

Semua bisnis yang kami mulai selalu dimulai dari kecil. Dimulai dari yang kami punya dulu. Lahannya sempit tidak papa. Tanam dulu sambil belajar dan mencatat hal-hal penting untuk kebutuhan ekspansi. Kami malah memulai semuanya tidak pake lahan sendiri, tapi kerja sama dengan pemililk lahan.

Oh iya lupa, bisnis itu bakal untung kalau; Profit = Pendapatan – Biaya. Kalau pendapatanmu ebih besar dari biaya, berarti usahamu untung. Memulai dari kecil membuat biaya yang kamu keluarkan juga kecil. Dengan begitu, bisnismu punya potensi untung yang lebih besar.

Ketika pilot project-nya sudah berhasil, baru ekspansi kuantitas. Berbekal pengetahuan, pengalaman, dan hasil riset, pelan-pelan menambah kapasitasnya. Milestone pertama kami punya pembibitan sendiri yang berkualitas sehingga reliable. Ini nyawa deri perkebunan. Setelah itu, baru kami tanam Alpukat.

Bermacam-macam alpukat untuk pasar lokal. Pertama-tama ya kami jual ke pengepul terlebih dulu. Yang penting alur kasnya lancar dulu. Tidak profit tidak papa. Goal kami di tahap ini, membangun sistem yang bisa menghasilkan output yang berkualitas.

Hanya jika kami rasa cukup, baru kami fokus jual ke konsumen. Itulah yang sekarang kami lakukan. Menjual hasil panen kebun kami ke konsumen langsung. Karena memulai dari yang kecil, risikonya pun kecil.

Tips 2: Jual ke konsumen

Menjual ke pedagang atau tengkulak bukan hal yang harus dihindari -- atleast itu opiniku. Justru kita butuh mereka di fase awal untuk memberi security di alur kas kita. Remember: cashflow is king, profit is queen.

Kamu bisa mengumpulkan permintaan (demand) menggunakan sosial media. Caranya, kamu harus:

1. Ditemukan oleh audiens yang tepat ;

2. Dipercaya oleh audiens ;

3. Memperdalam hubungan ;

4. Mengerti kebutuhan audiens.

Dengan begitu, apa yang kamu tawarkan bakal dibeli.

Kamu bakal punya margin yang lebih besar kalo kamu menembus langsung ke konsumen. Syaratnya, kamu harus mengumpulkan dan menciptakan demand-nya dulu di sosial media. Bangun personal branding di sosial media.

Ini adalah jawabanku kenapa bisa gampang banget menjual alpukat langsung ke konsumen. (*)

*) Source : Arif (Jadipossible Business)

Editor : Zainuddin Qodir