Sejarah Perusahaan Otobus AKAS

Reporter : -
Sejarah Perusahaan Otobus AKAS
PO AKAS

Perusahaan Otobus (PO) AKAS bermula dari sebuah bengkel di Probolinggo. Bengkel milik Haji Karman Amat ini sudah berdiri sejak Indonesia belum merdeka, yakni tahun 1934. Uniknya, bengkel ini tidak hanya piawai dalam mengotak-atik kendaraan, tapi juga bisa menangani reparasi senjata milik pejuang kemerdekaan.

Bengkel alat-alat ini bertahan cukup lama. Bahkan setelah cukup lama Indonesia merdeka pun masih bertahan. Setelah punya pengalaman malang melintang di dunia bengkel, pemilik bengkel ini memikirkan cara untuk memajukan bisnisnya.

Pada saat itu, pemilik bengkel tertarik untuk mendirikan bisnis angkutan darat. Baru sejak 32 tahun mendirikan bengkel, pemiliknya baru melegalkan usaha transportasi bus pada tahun 1956 dengan nama CV PO AKAS.

Nama PO AKAS merupakan singkatan dari nama pemiliknya, yakni Ali Karman Amat Sekeluarga (AKAS). PO AKAS ini tumbuh menjadi PO besar yang cukup sukses. Meski semakin banyak pesaing yang berdatangan, tidak menghalangi kesuksesan PO AKAS ini.

Jika pada awalnya, PO Akas hanya melayani rute-rute di wilayah Jawa Timur, kini PO ini membuka banyak layanan. Karena terlalu besar, perusahaan ini membagi diri dalam beberapa bagian, yakni PO AKAS I, PO AKAS II, PO AKAS III, PO AKAS IV dan juga layanan pariwisata.

Seperti PO lainnya, PO AKAS juga sempat mengalami pasang surut dalam menjalankan usaha. Banyak masalah yang terjadi dan mewarnai perjalanan PO AKAS ini maju dan berkembang. Masalah yang terjadi seperti halnya sengketa dan dugaan kasus penimbunan.

Salah satu kunci PO AKAS bertahan di tengah persaingan ketat PO di Indonesia adalah konsistensi dalam hal layanan. PO AKAS juga terkenal dengan tarifnya yang murah sehingga terjangkau untuk setiap kelas.

Penjelasan mengenai AKAS 1 2 3 dan 4

1. PO AKAS I

Harsono merupakan anak pertama dari H Karman Amat. Ketika menikah diberikan hadiah 40 bus lalu dikembangkan menjadi AKAS I. PO AKAS memiliki bus yang memiliki ciri khas warna abu-abu pada tulisan AKAS dan penamaan A K A S dipisah.

2. PO AKAS II

PO AKAS II dipimpin Pak Hartoyo atau lebih dikenal dengan Pak Tingok yang diberi 42 bus oleh ayahnya, H Karman Amat sebagai hadiah pernikahan. Bus ini menggunakan warna dasar putih dengan garis-garis hitam, merah, kuning.

Kemudian usaha ini juga terbagi menjadi AKAS AG (AKAS Green - Pariwisata), AKAS ASRI (AKAP), serta AKAS NNR (Nola Nike Roy) yang kini menjadi AKAS N1 (Nike 1 - Pariwisata) dan AKAS NR (Nora Roy - Pariwisata)

3. PO AKAS III

PO ini dikelola oleh Ali, yang merupakan saudara ipar dari H Karman Amat. Ali merupakan suami dari Ibu Sunarni. Bus ini identik dengan bodi ungu menggunakan nama Anggun Krida dan Kurnia Jaya untuk trayek Surabaya - Banyuwangi.

4. PO AKAS IV

H Karman Amat memberikan hadiah 22 bus kepada Eddy Hariadi yang merupakan anak keempat atau bungsu. Tulisan AKAS juga digandeng seperti pada AKAS II, dan perusahaan otobus ini juga terus berkembang dengan melakukan peremajaan bus.

Sebagai anak terakhir, Eddy disepakati menjadi pengurus trayek untuk seluruh bus di bawah naungan AKAS Group. Sementara AKAS IV sendiri memiliki trayek Banyuwangi-Probolinggo, Banyuwangi-Semarang, Banyuwangi-Madura, Surabaya-Denpasar, Malang-Denpasar, dan Probolinggo-Semarang.

AKAS IV juga memiliki anak perusahaan lainnya seperti PO AKAS Mila Sejahtera yang melayani perjalanan Banyuwangi-Jember-Solo-Yogyakarta. Mila sendiri merupakan singkatan dari Menuju Indonesia Lancar Angkutan. (*)

Editor : Zainuddin Qodir