Opini

Kekerasan Dalam Demokrasi: Mengapa Rakyat Membakar Gedung Wakil Rakyat?

Reporter : -
Kekerasan Dalam Demokrasi: Mengapa Rakyat Membakar Gedung Wakil Rakyat?
Demo mahasiswa di DPRD Kota Malang

Demokrasi memberikan ruang bagi rakyat untuk menyampaikan pendapat dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun, dalam beberapa kasus, protes berubah menjadi tindakan anarkis seperti perusakan fasilitas umum, termasuk pembakaran gedung wakil rakyat.

Mengapa hal ini terjadi? Apakah tidak ada solusi lain untuk menyampaikan ketidakpuasan tanpa merusak aset negara yang dibangun dari pajak rakyat sendiri?

Baca Juga: Surabaya Membara ! Banyak Mahasiswa Ditangkap Polisi Saat Demo Pengesahan UU TNI

Faktor Penyebab Kemarahan Rakyat yang Berujung pada Kekerasan

1. Ketidakpuasan Terhadap Kebijakan Pemerintah

Beberapa kebijakan pemerintah, seperti revisi undang-undang yang dianggap merugikan rakyat (contohnya revisi UU TNI), bisa menimbulkan ketidakpuasan. Jika kebijakan dianggap menguntungkan kelompok tertentu dan mengabaikan kepentingan rakyat, kemarahan publik meningkat.

2. Kurangnya Saluran Aspirasi yang Efektif

Ketika rakyat merasa tidak didengar meskipun telah melakukan unjuk rasa damai, frustrasi meningkat. Saluran resmi seperti audiensi, petisi, dan dialog sering kali dianggap hanya formalitas tanpa dampak nyata.

3. Ketidakpercayaan terhadap Wakil Rakyat

Banyak anggota parlemen dianggap lebih berpihak kepada kepentingan politik atau elite tertentu dibandingkan rakyat yang memilih mereka. Kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang menambah kekecewaan rakyat terhadap institusi pemerintahan.

4. Provokasi dan Penyusup dalam Aksi Massa

Tidak semua tindakan anarkis berasal dari massa asli yang berdemonstrasi. Dalam beberapa kasus, ada pihak yang menyusup untuk memperkeruh keadaan atau memiliki agenda tertentu.

5. Emosi Kolektif dan Efek Psikologi Massa

Dalam kerumunan besar, emosi bisa memuncak dan mengarah pada tindakan spontan yang destruktif. Rasa solidaritas yang tinggi dalam kelompok sering kali membuat individu kehilangan kendali diri dan ikut-ikutan bertindak anarkis.

Dampak Negatif dari Tindakan Perusakan Fasilitas Publik

1. Kerugian Finansial bagi Rakyat Sendiri

Gedung pemerintah dibangun dari pajak rakyat. Jika dirusak, rakyat juga yang harus membayar biaya perbaikannya.

2. Merosotnya Citra Demokrasi

Negara demokrasi seharusnya menyelesaikan perbedaan dengan dialog, bukan kekerasan.

Baca Juga: Surabaya Membara ! Banyak Mahasiswa Ditangkap Polisi Saat Demo Pengesahan UU TNI

Tindakan anarkis bisa dijadikan alasan bagi pemerintah untuk memberlakukan kebijakan represif.

3. Meningkatnya Ketidakstabilan Politik dan Keamanan

Aksi kekerasan bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memperkeruh situasi. Jika terus berulang, bisa menimbulkan ketidakstabilan yang berdampak pada ekonomi dan kehidupan sosial.

Solusi untuk Menghindari Tindakan Anarkis dalam Menyampaikan Aspirasi

1. Meningkatkan Saluran Aspirasi yang Efektif

Pemerintah dan parlemen harus lebih terbuka terhadap dialog dengan rakyat. Diperlukan mekanisme yang memungkinkan masyarakat menyampaikan keluhan secara langsung dan mendapat tanggapan konkret.

2. Edukasi Politik dan Kesadaran Demokrasi

Rakyat perlu diedukasi bahwa aksi anarkis bukan solusi, tetapi justru merugikan kepentingan bersama. Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil bisa mengadakan program pendidikan politik yang menekankan pentingnya dialog dan hukum dalam perubahan kebijakan.

3. Membangun Kepercayaan antara Pemerintah dan Rakyat

Pemerintah harus menunjukkan transparansi dalam pembuatan kebijakan agar rakyat merasa dilibatkan. Peran media independen dalam menyampaikan informasi yang akurat juga sangat penting.

4. Menegakkan Hukum Secara Adil dan Proporsional

Tindakan anarkis harus ditindak tegas, tetapi tidak boleh dijadikan alasan untuk membungkam kritik terhadap pemerintah. Hukum harus ditegakkan secara adil, baik terhadap perusuh maupun pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan.

5. Menjaga Aksi Demonstrasi Tetap Damai

Penyelenggara aksi harus bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memastikan unjuk rasa berjalan damai. Setiap aksi harus memiliki perwakilan resmi yang bertanggung jawab dan mampu mengendalikan massa.

Kesimpulan

Pembakaran gedung wakil rakyat dan tindakan anarkis lainnya adalah bentuk luapan emosi akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah. Namun, tindakan ini bukan solusi dan justru merugikan rakyat sendiri. Solusi terbaik adalah membangun saluran komunikasi yang efektif, meningkatkan kesadaran politik, dan menegakkan hukum secara adil. Demokrasi sejati harus mengutamakan dialog dan solusi damai dalam menghadapi perbedaan pendapat. (*)

*) Penulis : Misroi Husen

Editor : Zainuddin Qodir