Biografi KH M Shonhaji Nawal Karim Zubaidi atau Gus Shon

Reporter : -
Biografi KH M Shonhaji Nawal Karim Zubaidi atau Gus Shon
KH Shonhaji Nawal Karim Zubaidi (Gus Shon)

Peringatan 100 hari kematian Uswatun Khasanah akan dilaksanakan pada Jumat, 25 April 2025, bertempat di halaman Masjid Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Acara akan dimulai pukul 19.30 WIB sampai selesai.

Rangkaian acara peringatan 100 hari kematian Uswatun Khasanah meliputi doa bersama dilanjutkan pengajian akbar. Sebagai penceramah ialah KH Syarifudin Yahya dari Kediri. Rencananya, hadir pula memandu doa bersama ialah KH Shonhaji Nawal Karim Zubaidi (Gus Shon), pengasuh Jam'iyyah Sholawat Nariyah (JSN) Mustaghitsu Al Mughits.

Baca Juga: Kinerja Ditreskrimum Polda Jatim Diuji di Kasus Mutilasi Uswatun untuk Ungkap Peran Inisial W

Sosok KH Shonhaji Nawal Karim Zubaidi yang akrab dipanggil Gus Shon dikenal sebagai sosok pemuka agama yang memiliki jemaah tersebar di berbagai pelosok daerah. KH Shonhaji Nawal Karim Zubaidi lahir di lingkungan pesantren tepatnya pada 27 Agustus 1978.

Gus Shon adalah putra seorang ulama besar di Blitar, yaitu Almarhum KH Zubaidi Abdul Ghofur. Sejak kecil, Gus Shonhaji dibimbing langsung oleh abah dan ibunya. Selepas menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar, putra ke-6 dari tujuh bersaudara ini langsung menuntut ilmu di Pesantren Lirboyo, Kediri dan lulus pada tahun 1999.

Di pesantren yang telah melahirkan ribuan kyai besar ini, Gus Shonhaji langsung masuk Madrasah Diniyah di kelas IV Ibtidaiyah. Gus Shon menyelesaikan pendidikan diniyahnya sampai kelas III Aliyah. Setamat dari madrasah diniyah, Gus Shon berkhidmah, mengajar di alamamaternya itu sampai kemudia diambil mantu oleh KHnHabibullah Zaini, Kepala Madrasah Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang merupakan cucu dari Mbah Kyai Abdul Karim, salah seorang pendiri Pesantren Lirboyo.

Gus Shonhaji dinikahkan dengan putri Kyai Habibullah, Ning Hj Lia Hikmah Al-Maula. Dari pernikahannya yang berlangsung pada tahun 2002 ini, Gus Shon sudah dikaruniai 4 Putra. 1. Neng Senly Anjely Robb; 2. Neng Halwa Mayla Sabna Robb; 3. Agus Muhammad Zubaidi Shonhaji Nawal Karim; 4. Neng Hasna Ziyanaddini Robb.

Sampai detik ini, Gus Shonhaji tetap istiqomah mengembang amanat kyai-kyainya di Lirboyo dengan mengajar di pesantren Lirboyo seminggu dua kali, setiap malam Selasa dan malam Kamis. Beliau memegang erat nasehat para kyainya, bahwa di manapun, kapanpun serta apapun kesibukannya, tetap harus mengajar, meski hanya mengajar alif ba ta.

Baca Juga: Doa 100 Hari Meninggalnya Uswatun Khasanah akan Dihadiri oleh Gus Shon dari Blitar

Gus Shonhaji juga diamanati menjadi wakil ketua di Forum Musyawarah Bahtsul Masaail Jawa Madura (FMPP) yang diprakarsai para alumni Lirboyo. Gus Shon mengaku kurang bisa aktif karena kesibukannya mengurusi jam’iyyah sholawat serta mengajar di pesantren.

advertorial

Begitu besarnya rasa tanggung jawab dan pengabdiannya kepada kyai dan almamaternya, Gus Shon tidak mau absen mengajar kecuali benar-benar darurat.

Diberitakan sebelumnya, Uswatun Khasanah meninggal dunia di usianya ke-29 tahun. Uswatun dibunuh oleh Rohmad Tri Hartanto (33 tahun) di salah satu kamar di Hotel Adi Surya, Kota Kediri, pada Minggu, 19 Januari 2025. Jenazahnya kemudian dimutilasi menjadi 3 bagian, yaitu tubuh dan tangan yang dimasukkan ke dalam koper merah. Kaki dan kepala Uswatun Khasanah dimasukkan ke kantong plastik secara terpisah.

Bagian potongan tubuh Uswatun Khasanah kemudian dibuang di 3 lokasi berbeda. Bagian tubuh dan tangan yang dimasukkan di dalam koper warna merah ditemukan di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis pagi, 23 Januari 2025.

Baca Juga: Sudah 4 Bulan, Kasus Mutilasi Uswatun di Polda Jatim Belum P-21, Mencuat Jaringan Penadah Mobil

Potongan kepala ditemukan di wilayah Desa Slawe, Kabupaten Trenggalek. Dan potongan kaki ditemukan di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Potongan kepala dan kaki ditemukan setelah Rohmad Tri Hartanto ditangkap Polisi, kemudian menunjukkan lokasi pembuangan potongan tubuh Uswatun.

Awalnya, Uswatun dimakamkan tanpa kepala dan kaki. Lokasi pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sidodadi, tempat tinggal ibu kandungnya. Setelah kepala dan kakinya ditemukan, makamnya dibongkar lagi. Potongan kaki dan kepalanya dimakamkan jadi satu dengan tubuhnya.

Kasus pembunuhan dan mutilasi ini ditangani oleh Subdit Jatanras Polda Jawa Timur, dengan SPDP : B/29/I/RES.1.7/2025/Ditreskrimum, tanggal 26 Januari 2025. (*Fin)

Editor : Bambang Harianto