Kisah Mistis di Gunung Kuda, Puluhan Penambang Tertimbun Longsor

Hamzah, Rohim, dan puluhan orang bekerja seperti biasanya pada Jumat pagi, 30 Mei 2025, di area tambang batu alam Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Mereka terbagi dalam beberapa tugas, ada yang sebagai operator excavator, checker, sopir dump truk.
Operator excavator mengeruk berulang material tambang, kemudian dimasukkan ke atas bak truk. Beberapa dump truk lainnya sedang antri muatan. Sesekali, diantara para sopir bersenda gurau.
Baca Juga: Abdur Rahman, Penambang Ilegal di Desa Pandak Divonis 4 Bulan Penjara
Tiba-tiba, dari atas tebing Gunung Kuda terjadi longsor. Sopir dump truk, operator excavator, dan beberapa pekerja melarikan diri. Sebagian lagi tidak sempat lari hingga tertimbun longsor. Tragedi yang begitu singkat terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
Data terbaru pada Sabtu, 1 Juni 2025, sebanyak 17 orang ditemukan meninggal dunia di dalam timbunan longsor Gunung Kuda. Puluhan lainnya mengalami luka-luka. Petugas gabungan dari Tentara Nasional Indonesia, Polri, Search & Rescue (SAR), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan Relawan masih melakukan pencarian di area longsor Gunung Kuda.
Evakuasi korban meninggal
Edit Jahedi, pemilik warung di dekat lokasi kejadian, menyatakan bahwa lebih dari 30 orang kemungkinan tertimbun material longsor di Gunung Kuda. Ia menyebutkan bahwa longsor terjadi secara tiba-tiba, membuat para pekerja tidak sempat menyelamatkan diri.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menduga, longsor disebabkan oleh aktivitas penambangan yang intensif di area tersebut, yang mengakibatkan struktur tebing menjadi labil dan rentan runtuh. Menurutnya, longsor di Gunung Kuda terjadi karena kesalahan teknis dalam penambangan.
Gubernur Jawa Barat memerintahkan penutupan permanen lokasi tambang Galian C di Gunung Kuda sebagai langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
Dedi menilai tambang galian C yang dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah itu telah lalai dalam mengelola area izinnya. Dia menyebut pencabutan izin itu dijatuhkan karena kelalaian itu berujung pada hilangnya nyawa.
Asal mula nama Gunung Kuda
Area tambang di Gunung Kuda
Nama "Gunung Kuda" berasal dari legenda setempat yang menceritakan tentang seorang raja yang memiliki seekor kuda betina yang diubah menjadi gunung oleh seorang dukun. Gunung tersebut kemudian dikenal sebagai Gunung Kuda.
Baca Juga: Tambang di Desa Banyutengah, Diduga Lahan yang Ditambang ialah TKD
Masa Pra-Sejarah
Tidak ada catatan pasti mengenai aktivitas vulkanik Gunung Kuda pada masa pra-sejarah. Namun, diperkirakan bahwa gunung ini telah aktif sejak zaman Pleistosen atau sekitar 2 juta tahun yang lalu.
Aktivitas Sejarah
Gunung Kuda memiliki catatan aktivitas seismik yang signifikan sepanjang sejarahnya. Beberapa letusan besar tercatat terjadi pada abad ke-16 dan ke-17. Pada tahun 1552, terjadi letusan besar yang mengakibatkan hilangnya puncak gunung dan pembentukan kaldera baru.
Peninggalan Sejarah
Di sekitar Gunung Kuda terdapat beberapa peninggalan sejarah yang menarik. Salah satunya adalah kompleks Candi Ceto, yang terletak di lereng gunung. Candi ini merupakan salah satu peninggalan budaya Hindu yang berasal dari abad ke-15 dan merupakan bukti adanya aktivitas keagamaan di sekitar gunung ini sejak zaman dahulu.
Baca Juga: Kapolres Solok Selatan Bentuk Satgas Anti Ilegal Mining
Pernah longsor
Gunung Kuda memiliki ketinggian sekitar 626 meter di atas permukaan laut. Pernah mengalami bencana longsor pada Juni 2023.
Gunung Kuda dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam yang populer di Cirebon. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah, seperti hutan lebat, air terjun, dan pemandangan kota Cirebon dari atas.
Selain itu, Gunung Kuda juga memiliki beberapa situs wisata lainnya, seperti:
- Air Terjun Gunung Kuda
- Curug Cikondang
- Pemandangan Kota Cirebon
- Hutan Lindung Gunung Kuda
Penambangan Kapur di Gunung Kuda sejak 2004 berlangsung sampai sekarang. (*)
Editor : Bambang Harianto